Selasa, 27 Mei 2014

Perumusan Pancasila dan Kontroversi disekitarnya


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Semakin penting sebuah peristiwadan semakin tinggi nilai simboliknya, maka semakin tinggi pula peristiwa itu akan  memunculkan perdebatan panjang. Peristiwa apakah yang lebih penting dan secara simbolik lebih bermakna dalam hidup kenegaraan selain dari yang menyangkut azas dan landasan negara.
Penentuan siapa perumusan pertama pancasila mungkin dengan mudah memancing perdebatan. Diantara oknum-oknum yang terus menggugat berpendapat bahwa penggali pancasila adalah Muhammad Yamin karena tiga hari sebelum pidato Bung Karno 1 juni 1945, Muhammad Yamin pada 29 Mei 1945 telah menyampaikan suatu pidato yang memuat kelima sila tersebut. Ada juga yang mengatakan bahwa yang lahir pada 1 Juni 1945 adalah nama pancasila karena kelima sila itu telah ada sejak zaman nenek moyang, sehingga tidak mungkin lagi mengetahui hari lahirnya. Dissamping itu ada juga yang mengatakan bahwa Prof. Soeomo dan Muhammad Yamin juga penggali dari Pancasila, kecuali bila ada oknu yang ingin menggelapkan pidato kedua anggota badan penyelidik tersebut. Selain itu banyak juga yang merasa heran kenapa pancasila begitu menarrik diperdebatkan oleh para ahli. Sehingga beberapa ahli menyimpulkan bahwa pidato Soekarno pada 1 Juni 1945 merupakan pidato penutup dari rangkumansari-sari pidato yang diucapkan beberapa orang sebelumnya, atau suatu pidato kompilasi dari tiga hari siding sebelumnya.
Semakin gagasan itu mendapat sambutan dari masyarakat, semakin sang pencetus gagasan kehilangan hak otentik dari gagasan tersebut, karena akan terbawa sampai mana-mana dan dikemas lagi dengan bngkus-bungkus gagasan yang baru. Pancasila, sebagaimana halnya dengan filsafat kenegaraan besar lainnya, sejak mulai ia dilemparkan ke wilayah publik melalui rapat BPUPKI, telah mengalami proses ini. Pancasila yang akhirnya menjadi asas negara adalah seperti yang dirumuskan dalam Pembukaan UUD dan ini adalah hasil panitia Sembilan pemimpin bangsa yang kemudian disempurnakan lagi oleh empat orang “founding fathers”.
Meski dengan pelurusan dari pemerintah, perdebatan juga akan tetap muncul. Tetapi sumber-sumber yang otentiklah dapat meluruskan perdebatan-perdebatan tersebut, selain itu juga bisa menghasilkan pandangan yang kreatif dalam menghadapkan cita-cita lamadengan perjalanan zaman. Karena itulah disusun makalah ini guna mengkaji kembali proses dari perumusan pancasila tersebut. Tujuan lain adalah memunculkan kembali sikap nasionalis dan perduli akan bangsanya setelah hamper tujuh puluh tahun berdiri  sebagai Negara sendiri.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana kronologi dari peristiwa perumusan pancasila tersebut?
2.      Bagaimana proses dialektika dan romantika hingga terwujudnya pancasila?

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Kronologi Perumusan Pancasila
1.      Pembentukan BPUPKI
Perumusan dasar Negara yaitu pancasila bermula saat Jepang memberikan kesempatan kepada penduduk untuk turut serta dalam pemerintahan yang diutarakan dalam janji kemerdekaan pada sidang parlemen Jepang pada 16 Juni 1943 oleh PM Hideka Tojo. Pemerintah Jepang menjanjikan kemerdekaan kepada bangsa indonesia jika Jepang memenangkan peperangan. (silalahi,2001)
Dalam kunjungannya ke Indonesia pada tanggal 17 juli 1943 niat tersebut diutarakan kembali dalam pertemuan massa di lapangan Ikada, Jakarta. Satu tahun kemudian pada bulan September1944 PM Kyoso mengumunkan secara resmi niat pemerintah Jepang untuk memeberikan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia “kelak dikemudian hari”. Sejalan dengan itu sejak tanggal 9 september 1944 lagu lkebangsaan Indonesi boleh dinyanyikan kembali dan bendera Sang Merah Putih dapat dikibarkan bersama bendera Jepangyang sejak tanggal 20 Maret 1942 dengan UU No.4 telah dilarang. (silalahi,2001)
Pemerintah Jepang menjanjikan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia jika Jepang memenangkan peperangan. Janji itu diulangi lagi pada tanggal 1 Maret 1945 dengan tanpa syarat dan dijanjikan untuk membentuk BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) yang bertujuan untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan tata pemerintahan Indonesia Merdeka. Badan Penyelidik Usaha-usaha Kemerdekaan Indonesia (Dokuritsu Zyunbi Tyosakai) dibentuk pada tanggal 29 April 1945 bertepatan dengan hari ulang tahun tenno Heika (tentosetyu). Badan ini baru diresmikan sebulan kemudian pada tanggal 28 Mei 1945 oleh Saiko Sisikan dan Gunseikan.
2.      Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang selanjutnya disebut ”badan penyelidik” berkewajiban untuk:
a.       Menetapkan dasar-dasar Indonesia merdeka, dan
b.      Menetapkan Undang-undang dasar.
Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia melaksanakan tugasnya dalam dua mas persidangan. Masa siding pertama dilaksanakan dari tanggal 29 Mei sampai dengan tanggal 1 Juni 1945 dan masa perssidangan kedua dilaksanakan dari tanggal 10 Juli sampai dengan 17 Juli  1945. Dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia tanggal 11 juli 1945 dibentuk 3 panitia masing-masing : Panitia Kecil Perancang Undang-undang Dasar, Panitia kecil Perancang Pemberaan Negara, dan Panitia Keccil Perancang Ekonomi dan Keuangan Kenegaraan.
Susunan pengurus dan jumlah anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia adalah:
Ketua                     : Dr. Radjiman Wedyodiningrat
Ketua Muda          : Raden Panji Soeroso
Ketua Muda          : Ichibagse (anggota luar biasa, orang Jepang)
Anggota                : 60 orang tidak termassuk Ketua dan Ketua Muda
Seluruh anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia dibagi habis dalam beberapa Bunkakai  dan satu panitia Hukum Dasar. Panitia hokum dasar mempunyai 19 orang anggota dibawah pimpinan  Ir. Soekarno. Nama panitia ini kemudian diganti menjadi panitia Undang-undang Dasar. Sebagian anggota panitia undang-undang dasar ditugaskan untuk duduk dalam panitia Kecil Perancang dibawah pimpinan Prof. Mr. Dr. Sorpomo (Sekertariat Negara Republik Indonesia, 1995).
3.      Rapat Besar tanggal 29 mei 1945
Acara : pembicaraan tentang dasar Negara Indonesia
Ketua : Dr. K. R. T Radjiman Wedyodiningrat/ R. P soeroso
(sidang pembukaan oleh ketua)
Anggota MUH. YAMIN
Kerangka Uraian
Dalam presentasinya atau yang lebih mudah disebut pidatonya, Muhammad yamin menekankan bahwa untuk membentuk dasar Negara diperlukan pengetahuan akan beragamnya masyarakat Indonesia. Bukan hanya dilihat dari sudut pandang pulau Jawa saja, namun juga dari seluruh plosok Indonesia. Dari uraian Muhammad Yamin, beliau menguraikan/mengusulkan mengenai lima unsure sebagai dasar Negara yang meliputi :
                                            i.             Peri-kebangsaan
Indonesia Merdeka, seekarang-Nasionalisme lama dan baru-Dasar Negara Sriwijaya dan Majapahit-Perubahan Zaman-DAsar peradaban Indonesia-Tradisi tata Negara yang putus-Etat national-etats patrimonies, etats puisances-kesukaran mencari dasar asli-Cita-cita yang hancur di medan perjuangan. Kebangsaan Indonesia mengharuskan dasar sendiri.
                                          ii.            Peri-kemanusiaan
Kemjuan kemerdekaan-kemerdekaan akan menghidupkan kedaulatan Negara-anggota keluarga dunia-status polotik yang sempurna-menolak dominion status- protectorat, mandat, atlantic charter pasal 3-Satus internasional yang berisi kemanusiaan dan kedaulatan sempurna.
                                        iii.            Peri ke-Tuhanan
Peradaban luhur-Ber-Tuhan-Dasar Negara yang berasal dari peradaban dan agama.
                                        iv.             Peri-kerakyatan
a.       Permusyawaratan: surat Asyura ayat 38-Kebaikan musyawarat-musyawarat dalam masyarakat dalam semasa khalif yang empat dan sesudah itu-musyawarat bersatu dengan dasar mufakat menurut adat-perpaduan adat dengan pemerintah agama.
b.      Perwakilan: dasar adat yang mengharuskan perwakilan-perwakilan sebagai ikatan masyrakat diseluruh Indonesia-perwakilan sebagai dasar abadi tata Negara.
c.       Kebijaksanaan : rasionalisme-perubahan dalam adat dan masyarakat –keinginan penyerahan –rasionalisme sebagai dinamika rakyat.
                                          v.            Kesejahteraan rakyat
Keadilan sosial
4.      Rapat Besar tanggal 31 Mei 1945
Waktu :
Tempat : gedung Tyuuoo sangi-In (sekarang department Luar Negeri)
Acara :  -  pembicaraan tentang dasar Negara Indonesia (lanjutan)
-          Pembicaraan tentang Daerah Negara & kebangsaan Indonesia.
Ketua : dr K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat
Dalam rapat besar tanggal 31 Mei ini didapatkan usulan lima dasar dari Mr. Soepomo, yaitu sebagai berikut:
a.       Paham Negara persatuan
b.      Paeerhubungan Negara dan agama
c.       System badan permusyawaratan
d.      Sosialisme Negara
e.       Hubungan antarbangsa
5.      Rapat besar tanggal 1 Juni 1945
Waktu        :
Tempat      : Gedung  Tyuuoo Sangi-in (sekarang Departmen Luar Negeri)
Acara         : Pembicaraan tentang Dasar Negara Indonesia (lanjutan)
Ketua         : Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat

Dalam rapat besar tanggal 1 Juni ini tokoh-tokoh bangsa Indonesia yang berpidato adalah sebagai berikut:
a.       Abiekoesno Tjokrosoejoso
b.      M. soetaedjo Kartohadikoesomo
c.       Ki Bagus HAdikusumo
d.      Liem Ko Hian (soegito,2013)
Ir. Soekarno juga menyampaikan gagasannya melalui pidato panjangnya yang mendapat sambutan tepuk tangan meriah dari anggota rapat. Dalam pidato tersebut Bung Karno menyampaikan mengenai tak perlu memiliki segalanya dan segala kesempurnaan Negara untuk merdeka. Seperti dalam cuplikan pidato dari buku “Lahirnya Pancasila Kumpulan Pidato BPUPKI” seperti  berikut
“….. banyak sekali Negara-negara yang merdeka, tetapi bandingkanlah kemerdekaan Negara-negarra itu satu sama lain! Samakah isinya, samakah derajatnya dengan Negara-negara yang merdeka itu? Jermania merdeka, Saudi Arabia merdeka, inggris merdeka, rusia merdeka, mesir merdeka, namanya semuanya merdeka, tetapi bandingkanlah isinya !
       Alangkah berbedanya isinya itu! Jikalau kita berkata : sebelum Negara merdeka, maka harus lebih dahulu ini selesai, itu selesai, itu selesai, sampai jelimet!, maka saya bertanya kepada tuan-tuan sekalian kenapa Saudi arabiah merdeka, padahal 80 % dari rakyatnya terdiri dari kaum badui yang sama sekali tidak mengerti hal ini atau iitu.
      Bacalah buku amstrong yang menceritakan tentang Ibn Saud! Disitu ternyata, bahwa Ibn Saud mendirikan pemerintah Saudi arabiah, rakyat arabiah sebagian besar belum mengetahui bahwa otomobil perlu bensin. Pada suatu hari otomobil Ibn Saud dikasih makan gandum oleh orang-orang Badui di Saudi Arabia itu!! Tokh Saudi Arabia merdeka!”
      Dari situ dapat dilihat bahwa Soekarno memberikan suntikan semangat bagi rakyatnya. Beliau menekankan bahwa merdeka itu harus direalisasikan lebih dulu, adapun administrasi Negara yang lain bisa menyusul. Beliau juga menekankan bahwa kehidupan baru itu adanya diseberang jembatan emas, yaitu “kemerdekaan”, dengan melintasi jembatan tersebut, maka kehidupan yang lebih baik telah hadir di depan mata.
      Hal lain yang paling utama dikemukakan oleh Bung Karno adalah mengenai dasar-dasar Negara. Kelima sila yang dirumuskan Soekarno dirumuskan sebagai beruikut :
a.       Sila kebangsaan dirumuskan menjadi “persatuan Indonesia”
Dasar tersebut dirumuskan Soekarno dengan penyampaian dalam pidatonya sebagai berikut
“…… kita hendak mendirikan suatu Negara “semua buat semua”, bukan buat satu orang, bukan buat satu golongan, baik golongan bangsawan maupun golongan yang kaya, - tetapi “semua buat satu”. Inilah salah satu dasar pikiran yang nanati akan saya kupas lagi, maka yang selalu mendengung di dalam saya punya jiwa, bukan saja di dalam beberapa hari di dalam sidang Dokuritsu Zyonbi Tyoosakai ini, akan tetapi sejak tahun 1918, 25 tahun lebih, ialah: Dasar pertama, yang baik dijadikan buat dasar Negara ialah dasar k e b a n g s a a n.
                        K i t a  m e n d i r i k a n  s a t u  N e g a r a  k e b a n g s a a n  I n d o n e s i a “
b.      Sila internasionalisme atau peri kemanusiaan dirumuskan menjadi “Kemanusiaan yang adil dan beradab”
Dasar tersebut dirumuskan Soekarno dengan penyampaian dalam pidatonya sebagai berikut
“…… justru inilah prinsip saya yang kedua. Inilah filoshopich prinsip yang nomor dua, yaitu saya usulkan kepada tuan-tuan, yang boleh saya namakan “I n t e r n a s i o n a l i s m e”
c.       Sila mufakat atau demikrasi dirumuskan menjadi “kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaandalam permusyawaratan perwakilan”
Dasar tersebut dirumuskan Soekarno dengan penyampaian dalam pidatonya sebagai berikut
“…… kemudian apakah dasar yang ke-3? Dasar itu ialah dasar mufakat, dasar perwakilan, dasar permusyawaratan, Negara Indonesia bukan satu Negara untuk satu golongan walaupun golongan kaya. Tetapi tidak mendirikan Negara “semua buat semua”, “satu buat semua, semua buat satu”. Saya yakin bahwa syarat yang mutlak untuk kuatnya Negara Indonesia ialah permusyawaratan perwakilan”
d.      Sila kesejahteraan social dirumuskan menjadi “keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia”
Dasar tersebut dirumuskan Soekarno dengan penyampaian dalam pidatonya sebagai berikut
“…… prinsip no.4 sekarang saya usulkan. Saya di dalam tiga hari ini belum mendengar prinsip itu, yaitu prinsip kesejahteraan, prinsip tidak aka nada kemiskinan did lam Indonesia merdeka”
e.       Sila ketuhanan yang maha esa dirumuskan sama dan ditempatkan menjadi sila pertama.
Dasar tersebut dirumuskan Soekarno dengan penyampaian dalam pidatonya sebagai berikut
“…… saudara-saudara apakah prinsip ke-5? Saya telah mengungkapkan 4 prinsip:
1)      Kebangsaan Indonesia
2)      Internasionalisme, atau perikemanusiaan
3)      Mufakat, atau demokrasi
4)      Kesejahteraaan social
Prinsip Indonesia dengan bertakwa kepada  tuhan yang maha esa” (sekertariat Negara republic Indonesia,1995)
Pada akhir pidatonya Soekarno menambahkan bahwa kelima asas tersebut merupakan satu kesatuan utuh yang disebut dengan Pancasila, diterima dengan baik oleh peserta sidang. Oleh karena itu, tanggal 1 Juni 1945 diketahui sebagai hari lahirnya Pancasila.
B.       Dialektika dan Romantika Perumusan Pancasila
1.      Perubahan redaksi sila kebangsaan menjadi persatuan Indonesia
Hal ini dilatarbelakangi rencana pemerintah bala tentara jepang yang ingin membagi Indonesia menjadi tiga bagianwilayah yang terdiri atas jawa, sumatera, dan Indonesia. Wacana kemerdekaan pun juga ditujukan untuk Jawa saja.
Panitia Sembilan memahami nahwa makna kebangsaan atau nesionalisme lebih mendalam dari pada rumusan persatuan Indonesia. Persatuan lawan dari kata perpecahan menyatakan bahwa bangsa Indonesia ingin bersatu. Persatuan adlah hal pasti seperti matahari terbit di ufuk timur. (silalahi,2001)
2.      Perubahan sila ketuhanan yang maha esa
Sebelum pidato soekarno 1 Juni 1945, K.H. Masjkoer dalam sidang 31 Mei 1945 mengusulkan mengenai dasar Indonesia Merdeka adalah “islam”, mengingat 90 % rakyat Indonesia beragama Islam. Usul tersebut mendapat dukungan dari Abdul Kahar Moezakir, seorang ulama dari Yogyakarta. Dengan semangat yang berapi-api moezakir menjelaskan mengapa Indonesia harus berdasarkan islam. Usulan dari kedua tokoh tersebut ditanggapi oleh sam ratulangi dan latoeharhary. Mereka menjawab jelas dan tegas, jika Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia menerapkan islam sebagai dasar Negara maka mereka berdua akan keluar dari panitia dan tidak bertanggung jawab apapun atas hasilnya tanggapan tersebut membuat sidang tersebut menjadi tegang, karena di satu sisi diinginkan adnya kesatuan dari Indonesia dan di sisi lain mendapat ancaman dari bekas penjajah. Namun dengan adnya pertentangan yang menegangkan tersebut membuat bung karno meneteskan air mata dan berbicara secara terbata-bata karena kesedihannya, disebabkan agama ngakibatnya perpecahan di kalangan bangsa Indonesia. Akhirnya Soekarno mengadakan pendekatan terhadap tokoh-tokoh islam guna berembuk dan memohon untuk semua pihak untuk tetap tenang hingga pada tanggal 1 Juni 1945 Soekarno menyampaikan konsep “ketuhanan yang maha Esa” yang dapat diterima oleh semua pihak. (silalahi,2001).

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari hasil makalah dan studi yang dilakukan oleh penulis dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.      Kronologi perumusan pancasila
Bermula dari pembentukan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia sebagai tindak lanjut dari janji Jepang yang akan memberikan kemerdekaan. Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia mengadakan rapat pertama pada 29 Mei 1945, dalam rapat ini Muhammad yamin mengajukan lima dasar usulannya yaitu:
a.       Peri-kebangsaan
b.      Peri-kemanusiaan
c.       Peri ke-Tuhanan
d.      Peri-kerakyatan
e.       Peri-kerakyatan
Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia mengadakan rapat kedua pada tanggal 31 Mei 1945 dengan agenda yang sama. Dalam rapat ini Soepomo menyampaikan usulannya tentang dasar Negara yaitu:
a.       Paham Negara persatuan
b.      Paeerhubungan Negara dan agama
c.       System badan permusyawaratan
d.      Sosialisme Negara
e.       Hubungan antarbangsa
Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia mengadakan rapat kedua pada tanggal 31 Mei 1945 dengan agenda yang sama. Dalam rapat ini Soekarno menyampaikan usulannya tentang dasar Negara yang menurutnya adalah kumpulan dari aspirasi yang disampaikan pada rapat dua hari sebelumnya. Usulan tersebut juga diterima dan dijadikan acuan sebagai pancasila. Kelima usulan tersebut adalah:
a.    Sila kebangsaan dirumuskan menjadi “persatuan Indonesia”
b.    Sila internasionalisme atau peri kemanusiaan dirumuskan menjadi “Kemanusiaan yang adil dan beradab”
c.    Sila mufakat atau demikrasi dirumuskan menjadi “kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaandalam permusyawaratan perwakilan”
d.   Sila kesejahteraan social dirumuskan menjadi “keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia”
e.    Sila ketuhanan yang maha esa dirumuskan sama dan ditempatkan menjadi sila pertama.
2.      Dialektika dan Romantika PerumusanPancasila
Dalam perumusan pancasila tak terlepas dari beda pendapat dan pertentangan dari masing-masing anggota rapat. Hal yang paling mendominasi adalah pertentangan akibat dari perbedaan pendapat mengenai dasar Negara yang menggunakan azas islam. Sedang dari anggota rapat ada beberapa yang non-islam. Pertimbangan lainpun muncul dikarenakan melihat dari sisi Indonesia bagian timur yang juga mayoritas non-islam, jika dasar Negara Indonesia tetap menggunkan azas Islam, maka wilayah-wilayah tersebut diperkirakan akan menyambut sekutu dan berbalik menentang Indonesia. Dari pertimbangan-pertimbangan tersebut ditetapkanlah dasar Negara yang pertama adlah “ketuhanan yang maha Esa”.
      Dasar Negara yang diperdebatkan juga mengenai erubahan redaksi sila kebangsaan menjadi persatuan Indonesia. Hai itu dilakukan agar Indonesia memiliki rasa persatuan yang tinggi, dikarenakan pada masa itu adalah masa yang rawan untuk wilayah-wilayah Indonesia memisahkan diri dan membentuk Negara sendiri atau malah akan berpihak pada sekutu.
DAFTAR PUSTAKA

Silalahi, A. 2001. Dasar-dasar Indonesia Merdeka. Jakarta: Gramedia Pustaka  Utama

Secretariat Negara Republik Indonesia. 1995. Risalah Sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Jakarta: Ghalia Indonesia

Soegiti, A.T. 2013. Pendidikan Pancasila. Semarang: UNNES PRESS

…… 2006. Lahirnya Pancasila Kumpulan Pidato BPUPKI. Yogyakarta: Media Pressindo


Kedatangan Bangsa Eropa dan Awal Mula Terbentuknya VOC


BAB I
PENDAHULUAN
1.1     Latar belakang
Bangsa eropa bukanlah bangsa yang paling maju ketika itu, tetapi mengapa mereka yang menjelajah keseluruh belahan bumi? Mereka memiliki teknologi yang cukup maju, teknologi tertentu yang melibatkan bangsa portugis hingga dapat berlayar ke semua samudra. Mereka menggabungkan layar segitiga, tali-tali persegi, serta memperbaiki konstruksi sehingga kapal dapat lebih cepat, mudah digerakkan, dan lebih layak mengarungi samudra (ricklefs,1998)
                 Bangsa eropa adalah bangsa yang paling berani berlayar menjelajahi samudra dikarenakan mereka memiliki teknologi sedemikian rupa. Selain tujuan menjelajah mereka juga bertujuan untuk memperoleh keuntungan, serta menyebarkan agama Kristen.
                 Guna melancarkan tujuannya, mereka membentuk kongsi-kongsi dagang. Pembentukan kongsi dagang itu juga bertujuan agar tak terjadi perebutan area perdagangan dari pemborong-pemborong eropa. Kongsi dagang itu bernama VOC. Namun dalam praktiknya VOC tak hanya menjadi kongsi dagang. Mereka melakukan kecurangan-kecurangan dalam perdagangan, seperti membabat tanaman guna menjaga agar harga tanaman tersebut tidak turun karena terlalu banyak hasil panen.
                 Sambutan dari rakyat pribumi awalnya sangat baik, di daerah-daerah tertentu malah sampai diadakan penyambutan khusus. Dari kekejaman-kekejaman yang dilakukan bangsa eropa itu, sebenarnya rakyat pribumipun tidak hanya diam. Mereka melakukan perlawanan, namun tak berefek banyak. Hal itu dikarenakan kurangnya persatuan untuk melawan. Namun disisi lain justru ada pihak-pihak yang membela bangsa eropa tersebut. Hal itu terjadi karena mereka mendapat keuntungan tersendiri dari bangsa eropa itu.
                 Setelah sekian lama bangsa eropa di nusantara, tentu terjadi kontak langsung dengan rakyat pribumi. Hal itulah yang menjadikan banyak budaya dari bangsa eropa yang menjadi bagian dari budaya local. Bukan hanya kebudayaan, bangsa portugis juga mengajarkan pendidikan pada rakyat pribumi. itu juga menjadi pelecut rakyat pribumi untuk mendapat kemerdekaannya.
                 Dalam makalah ini kami membahas mengenai awal masuknya bangsa eropa, VOC, hingga interaksi bangsa eropa dengan pribumi dan dampaknya bagi rakyat pribumi.
    
2.1     Rumusan masalah
1.    Bagaimana latar belakang dan awal mula kedatangan bangsa barat di Nusantara?
2.    Bagaimana terbentuknya VOC?
3.    Bagaimana tanggapan rakyat pribumi terhadap kedatangan bangsa barat?
4.    Apa saja dampak dari datangnya bangsa eropa di Nusantara?

BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Latar belakang dan awal mula masuknya bangsa barat di Nusantara
2.1.1        Latar  belakang masuknya bangsa barat
Datangnya orang Eropa melalui jalur laut diawali oleh Vasco da Gama, yang pada tahun 1497-1498 berhasil berlayar dari Eropa ke India melalui Tanjung Pengharapan (Cape of Good Hope) di ujung selatan Afrika, sehingga mereka tidak perlu lagi bersaing dengan pedagang-pedagang Timur Tengah untuk memperoleh akses ke Asia Timur, yang selama ini ditempuh melalui jalur darat yang sangat berbahaya. Pada awalnya, tujuan utama bangsa-bangsa Eropa ke Asia Timur dan Tenggara termasuk ke Nusantara adalah untuk perdagangan, demikian juga dengan bangsa Belanda. Misi dagang yang kemudian dilanjutkan dengan politik pemukiman (kolonisasi) dilakukan oleh Belanda dengan kerajaan-kerajaan di Jawa, Sumatera dan Maluku, sedangkan di Suriname dan Curaçao, tujuan Belanda sejak awal adalah murni kolonisasi (pemukiman). Dengan latar belakang perdagangan inilah awal kolonialisasi bangsa Indonesia (Hindia Belanda) berawal.
Selama abad ke 16 perdagangan rempah-rempah didominasi oleh Portugis dengan menggunakan Lisbon sebagai pelabuhan utama. Sebelum revolusi di negeri Belanda kota Antwerp memegang peranan penting sebagai distributor di Eropa Utara, akan tetapi setelah tahun 1591 Portugis melakukan kerjasama dengan firma-firma dari Jerman, Spanyol dan Italia menggunakan Hamburg sebagai pelabuhan utama sebagai tempat untuk mendistribusikan barang-barang dari Asia, memindah jalur perdagangan tidak melewati Belanda. Namun ternyata perdagangan yang dilakukan Portugis tidak efisien dan tidak mampu menyuplai permintaan yang terus meninggi, terutama lada. Suplai yang tidak lancar menyebabkan harga lada meroket pada saat itu. Selain itu Unifikasi Portugal dan Kerajaan Spanyol (yang sedang dalam keadaan perang dengan Belanda pada saat itu) pada tahun 1580, menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi Belanda. ketiga faktor tersebutlah yang mendorong Belanda memasuki perdagangan rempah-rempah Interkontinental. Akhirnya Jan Huyghen van Linschoten dan Cornelis de Houtman menemukan "jalur rahasia" pelayaran Portugis, yang membawa pelayaran pertama Cornelis de Houtman ke Banten, pelabuhan utama di Jawa pada tahun 1595-1597.
Pada tahun 1596 empat kapal ekspedisi dipimpin oleh Cornelis de Houtman berlayar menuju Indonesia, dan merupakan kontak pertama Indonesia dengan Belanda. Ekspedisi ini mencapai Banten, pelabuhan lada utama di Jawa Barat, disini mereka terlibat dalam perseteruan dengan orang Portugis dan penduduk lokal. Houtman berlayar lagi ke arah timur melalui pantai utara Jawa, sempat diserang oleh penduduk lokal di Sedayu berakibat pada kehilangan 12 orang awak, dan terlibat perseteruan dengan penduduk lokal di Madura menyebabkan terbunuhnya seorang pimpinan lokal. Setelah kehilangan separuh awak maka pada tahun berikutnya mereka memutuskan untuk kembali ke Belanda namun rempah-rempah yang dibawa cukup untuk menghasilkan keuntungan.
Bangsa barat atau yang sering diidentikkan dengan bangsa eropa memang sangat gemar berlayar, diantara latar belakang  mereka dalam berlayar adalah karena mereka mencari emas, memenangkan perang, serta menaklukan peradaban islam menyusuri pantai barat Afrika, sedang hal-hal yang lebih spesifik dari latar belakang mereka berlayar adlah sebagai berikut:
1.    Jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki tahun 1453
2.    Ingin membuktikan bahwa bumi itu bulat     
3.    Kemajuan pengetahuan dan teknologi seperti kapal, kompas dan meriam
4.    Hasrat untuk menjelajahi dunia                                                                             
5.    Melanjutkan perang salib
6.    Tulisan Marcopolo dalam bukunya Book of Various experiences( keajaiban dunia) yang berisi kisah perjalanan Marcopolo yang menceritakan bahwa daerah Asia alamnya sangat indah , subur dan memiliki banyak kekayaan alam.
7.    Buku tulisan Tom Pires (Suma Orriental) yang mengatakan bahwa Asia tanahnya sangat subur dan iklimnya baik
8.    Mencari rempah-rempah sebagai penghangat badan
9.    Mewujudkan 3 G yaitu Gold (mencari emas/kekayaan), Glory (mencari kemuliaan /kejayaan) dan Gospel (penyebaran agama Kristen).
2.1.2        Awal masuknya bangsa barat ke Nusantara
1.    Kedatangan bangsa portugis dan spanyol
Proses kedatangan Bangsa Spanyol dan Portugis. Awal kedatangan mereka tiba di daerah Malaka, pada tahun1511. Dimana pada saat itu Maluku menjadi pusat perdagangan rempah-rempah di Asia Tenggara. Hingga mereka mempunyai niat untuk memperkuat daerah tersebut, setelah kedatangan Anthonio De Abreau dan Francisco Serao ke Maluku. Pada  tahun1512 kemudian mereka memperkuat kekuasaan di Maluku dengan caraa membangun pabrik-pabrik di bacan dan ternate. Di Maluku, portugis melakukan monopoli perdagangan sehingga menimbulkan penderitaan rakyat, kejadian ini membuat rakyat melakukan perlawanan yang dipimpin oleh Sultan Hainun.
2.    Kedatangan bangsa Inggris
Kedatangan bangsa inggris di Indonesia dimulai dari Francis Drake dan Thomas Cevendish pada tahun1579. Mereka berhasil membawa rempah-rempah dari Maluku dan lewat kongsi dagangnya yaitu EIC, yang mana EIC tersebut mampu menghubungkan antara Jayakarta, Aceh, Banjar, Maluku, dan Aceh, hubungan yang dijalin ini guna memperluas kongsi dagang mereka. Tetapi rakyat memilih menolak adanya EIC yang memaksakan cara dagang menurut aturannya sendiri.
3.    Kedatangan bangsa belanda
Belanda tiba di Indonesia tahun 1595 yang dipimpin oleh Cornelis De Houtman dan Pieter Keizer. Berkat ilmu dan bekal yang di miliki oleh belanda, akhirnya bekanda berani menjelajahi samudra menuju ke dunia timur. Pada tahun1595 Belanda tiba di Banten yang dipimpin oleh Cornelius De Houtman. Karena Cornelius De Houtman tidak dapat bersikap ramah pada rakyat benten akhirnya dia diusir dari Banten. Yang akhirnya pelayaran kedua dilanjutkan oleh Jacob V. Neck dan Warwijk. Mereka sampai di banten pada tahun 1598, kemudian langsung melanjutkan ke Ambon. Setelah sampai di Ambon, mereka membentuk kongsi dagangnya yang disebut dengan naman VOC, kongsi dagang tersebut didirikan guna menguasai rempah-rempah yang ada didaerah Maluku dan sekitarnya tersebut.
2.1.3        Tokoh-tokoh penjelajah dari bangsa eropa
Negara pelopor penjelajahan samodra adalah Portugis dan Spanyol karena saat itu keduanya merupakan negara adikuasa di Eropa. Sedangkan Inggris, Perancis, Belanda, Jerman dan Italia  menyusul pada abad ke-17. Tokoh-tokohnya adalah
1.      Portugis : Bartholomeus Diaz (Tanjung Harapan 1486), Vasco da Gama (Calicut India 1498), Alfonso D’albuquerque (Malaka 1511), Antonio D’Abreau dan Serao (Ternate-Maluku 1512), Carbal (Brasilia)
2.      Spanyol : Christophorus Colombus dan Amerigo Vespuci (Kep. Bahama dan mengelilingi Amerika utara), Pizarro (Peru),Hermando Cortez (Mexico 1519), Ferdinand Magelhaenz (Kep. Massava 1486 /Philipina perjalanan dilanjutkan Kapten Sebastian Del Cano ke Tidore Maluku (1521) dan pulang lewat jalan Portugis. Dialah yang dapat membuktikan bahwa bumi itu bulat (LKS Cerah kelas VII)
3.      Inggris : Francis Drake (mengelilingi dunia 1577-1580), William Dampier (pantai barat Australia), James Cook (pantai timur Australia), Mattew Flinders (membuat peta Australia dan mengelilingi benua Australia)
4.      Belanda : Cornelis De Hautman  (5 Juni 1596 di Sumatera dan 23 Juni di Banten), Abel Tasman (Tasmania, Fiji dan Selandia Baru).(Dini Susanti .IPS Sejarah Bilingual kelas 8 : 10)
Akibat penjelajahan samudera adalah daerah yang ditemukan menjadi tanah jajahan bangsa penemu, bangsa Asia mengenal tanaman baru yang dibawa bangsa Eropa seperti kopi, coklat, penduduk asli mengenal senjata api dan minuman keras (anggur), berkembangnya agama Katholik dan Kristen Protestan, dan budaya Barat lain seperti cara berpakaian, alat musik,dll.
2.2  Terbentuknya VOC
2.2.1        Latar belakang dibentuknya VOC
Kongsi Perdagangan Hindia Timur (Vereenigde Oostindische Compagnie atau VOC) yang didirikan pada tanggal 20 Maret 1602 adalah persekutuan dagang asal Belanda yang memiliki monopoli untuk aktivitas perdagangan di Asia. Disebut Hindia Timur karena ada pula VWC yang merupakan persekutuan dagang untuk kawasan Hindia Barat. Perusahaan ini dianggap sebagai perusahaan multinasional pertama di dunia sekaligus merupakan perusahaan pertama yang mengeluarkan sistem pembagian saham
Orang Belanda yang pertama kali datang ke Indonesia adalah Cornelis de Houtman pada tahun 1596, tepatnya ke daerah Banten. Dari Banten, Cornelis melanjutkan perjalanannnya ke tiap pusat rempah-rempah di Maluku. Ia kembali ke negerinya membawa banyak rempah-rempah. Sejak saat itu para bangsawan Belanda banyak berdatangan ke Indonesia. Agar tidak terjadi persaingan antar sesame pedagang Belanda, maka pada tahun 1602 didirikan perserikatan perusahaan Hindia Timur atau Vereenigde Ooost-Indische Compagnie (VOC) yang dipimpin seorang Gubernur Jendral, Pieter Both.
Faktor manakah yang mendorong dibentuknya VOC? Setelah Cornellis de Houtman sampai di Banten tahun 1596 maka pada tahun 1598 Compagnie Van Verre di Belanda memberangkatkan 8 kapal di bawah pimpinan Van Nock dan Warwijk yang membutuhkan waktu 7 bulan sampai di Banten keberhasilan pelayaran tersebut mendorong keinginan berbagai perusahaan di Belanda untuk memberangkatkan kapalnya ke Indonesia ada 14 perusahaan yang telah memberangkatkan 62 kapal. Sementara itu Portugis berusaha keras untuk menghancurkan mereka.
            Atas usul Johan Van Oldenbarneveld dibentuklah sebuah perusahaan yang disebut Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC) pada tanggal 20 Maret 1682. Tujuan pembentukan VOC tidak lain adalah menghindarkan persaingan antar pengusaha Belanda (intern) serta mampu menghadapi persaingan dengan bangsa lain terutama Spanyol dan Portugis sebagai musuhnya (ekstern).
2.2.2        Tujuan didirikannya VOC
1.    Menghindari persaingan tidak sehat di antara sesame pedagang Belanda sehingga keuntungan maksimal dapat diperoleh.
2.    Memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi persaingan bangsa-bangsa Eropa lainnya maupun dengan bangsa-bangsa Asia.
3.    Membantu dana pemerintah Belanda yang sedang berjuang menghadapi Spanyol yang masih menduduki Belanda.
2.2.3        Cara kerja VOC
Untuk mendapatkan atau memonopoli rempah-rempah diseluruh nusantar dengan cara yang mudah, pihak Belanda menggunakan VOC untuk melakukannya, melalui cara-cara dibawah ini:
1.    Melakukan pelayaran hongi untuk memberantas penyelundupan. Tindakan yang dilakukan VOC adalah merampas setiap kapal penduduk yang menjual langsung rempahrempah kepada pedagang asing seperti Inggris, Perancis dan Denmark. Hal ini banyak dijumpai di pelabuhan bebas Makasar.
2.    Melakukan Ekstirpasi yaitu penebangan tanaman, milik rakyat. Tujuannya adalah mepertahankan agar harga rempah-rempah tidak merosot bila hasil panen berlebihan (over produksi). Ingat hukum ekonomi.
3.    Perjanjian dengan raja-raja setempat terutama yang kalah perang wajib menyerahkan hasil bumi yang dibutuhkan VOC dengan harga yang ditetapkan VOC. Penyerahan wajib disebut Verplichte Leverantien.
4.    Rakyat wajib menyerahkan hasil bumi sebagai pajak, yang disebut dengan istilah Contingenten
2.2.4        Hak khusus VOC
Agar dapat melaksanakan tugasnya dengan leluasa, VOC diberi hak istimewa oleh pemerintah Belanda, yang dikenal sebagai Hak Octroi meliputi hal-hal berikut ini.
1. Monopoli Perdagangan.
2. Mencetak dan mengedarkan uang
3. Mengangkat dan memberhentikan pegawai.
4. mengadakan perjanjia dengan raja-raja
5. Memiliki tentaara untuk mempertahankan diri.
6. Mendirikan benteng.
7. Menyatakan perang dan damai.
8. Mengangkat dan memberhentikan penguasa-penguasa setempat.
Dengan hak khusus tersebut VOC menjadi lembaga pemerintahan dan sekaligus lembaga perdagangan yang otonom di wilayah jajahan. Kehadiran VOC di wilayah jajahan dipimpin oleh seorang gubernur jenderal, yang termasuk Heeren Zeventien. Gubernur Jendral menjalankan dua peran sekaligus, yaitu sebagai direktur perusahaan dan pimpinan pemerintahan.
Hak-hak istimewa yang tercantum dalam (Piagam/Charta) tanggal 20 Maret 1602 meliputi:
1.     Hak monopoli untuk berdagang dan berlayar di wilayah sebelah timur Tanjung Harapan dan sebelah barat Selat Magelhaens serta menguasai perdagangan untuk kepentingan sendiri;
2.     Hak kedaulatan (soevereiniteit) sehingga dapat bertindak layaknya suatu negara untuk:
1.    memelihara angkatan perang,
2.    memaklumkan perang dan mengadakan perdamaian,
3.    merebut dan menduduki daerah-daerah asing di luar Negeri Belanda,
4.    memerintah daerah-daerah tersebut,
5.    menetapkan/mengeluarkan mata-uang sendiri, dan
6.    memungut pajak.
2.3  Reaksi Pribumi Terhadap Kedatangan Bangsa Belanda
2.3.1        Penerimaan terhadap bangsa Eropa
Pada awalnya rakyat pribumi sangat menerima kehadiran dari bangsa eropa. Bahkan terkesan memberi sambutan yang amat meriah. Hal ini dikarenakan rakyat pribumi berpikir bangsa eropa akan membawa hal baik bagi mereka. Seperti yang dilakuakan Francisco Serrao yang mencapai Hitu (Ambon sebelah utara), disana dia mempertunjukkan ketrampilan perang terhadap suatu pasukan penyerang sehingga membuat dirinya disukai oleh penguasa daerah itu. Hal ini malah mendorong Ternate dan Tidore bersaing untuk mendapat bantuan dari Portugis. Orang-orang portugis akhirnya bekerja sama dengan Ternate dan pada 1522 mulai membangun sebuah benteng disana (Ricklefs,1998).
2.3.2        Penolakan terhadap bangsa eropa
Layaknya sistem kolonialisme lainnya. Penolakan juga terjadi terhadap kedatangan bangsa eropa juga mendapat penolakan dari rakyat pribumi. Penolakan  itu terjadi dikarenakan mereka merasa dirugikan dan merasa ditindas.
Seperti yang terjadi di Maluku, mereka tidak dapat melawan keunggulan laut VOC. Akhirnya satu-satunya bentuk perlawanan yang yang dapat mereka lakukan adalah melakukan penyelundupan yang melanggar peraturan-peraturan VOC. Dalam rangka menguasai satu sumber penyelundupan ini maka VOC membuang, mengusir, atau membantai seluruh penduduk Banda pada tahun 1620-an dan berusaha mengganti mereka dengan orang-orang Belanda pendatang yang mempekerjakan tenaga kerja kaum budak (Ricklefs,1998).
Perlawanan lain terjadi pada bulan desember 1618 Banten mengambil keputusan untuk menghadapi Jayakarta dan VOC. Laksamana Inggris, Thomas Dale didesak guna pergi ke Jayakarta untuk mengusir orang-orang Belanda yang ada disana. Di pelabuhan dia dihadang oleh Coen bersama armadanya yang kecil, tetapi Dale dapat memaksa Coen mundur (Ricklefs,1998).
Diatas adalah beberpa contoh dari perlawanan-perlawanan dari rakyat pribumi akan kedatangan bangsa Eropa.
2.4  Dampak dari datangnya bangsa Eropa ke Nusantara
Kalau dibandingkan denagn tujuan pertama orang-orang portugis untuk menaklukan Asia, maka warisan yang ditinggalkan mereka di Indonesia hanya sedikit: kosa kata, nama keluarga, keroncong. Dan hal-hal itu telah diputuskan telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri. Pengaruh paling besar dan paling kekal dari kedatangan Portugis ada dua: terganggu dan kacaunya jaringan perdagangan sebagai akibat ditaklukannya malaka oleh mereka serta penamaan agama Katolik di beberapa daerah di Maluku (Ricklefs,1998).

BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
3.1.1        Latar belakang dan awal mula kedatangan bangsa  Eropa di Nusantara
Bangsa Eropa berlayar mengarungi lautan bukan hanya karena keingintahuan bahwa bumi ini bundar, tapi juga dikarenakan banyak hal. Diantaranya kurangnya rempah-rempah dari daratan eropa, sehingga memaksa mereka untuk berlayar guna mendapatkan rempah-rempah tersebut. Selain itu misi yang lain adalah untuk menyebarkan agama katolik. Bagi mereka semakin banyak penganut agama yang sama seperti mereka akan semakin baik juga bagi mereka. Dan alasan lain adalah untuk memenangkan peperangan, menaklukan kawasan islam dipesisir timur afrika, serta meluaskan daerah kekuasaan mereka.
Awal mula kedatangan bangsa eropa ini diterima dengan baik oleh rakyat pribumi, namun setelah sekian lama dan setelah mengetahui kekejaman bangsa eropa, rakyat pribumi berpaling memusuhi dan hendak melawan, namun apa mau dikata kekuatan pribumi tak dapat melawan senjata-senjata bangsa Eropa.
3.1.2        Terbentuknya VOC
Awal mula terbentuknya VOC adalah kedatangan bangsa Eropa untuk mencari rempah-rempah ke nusantara. Karena terlalu banyak perusahaan yang datang ke Nusantara, persainganpun tak terelakkan. Kecurangan-kecurangan terjadi dimana-mana. Karena itu dari pemerintah Portugis membentuk kongsi dagang guna menampung perusahaan-perusahaan itu jadi satu. Kongsi dagang ini memudahkan hubungan dan mencegah kecurangan antar perusahaan-perusahaan dagang tersebut. Awal mula terbentuknya VOC, kongsi dagang tersebut sangat untung karena perdagangan rempah-rempah tersebut. Dibalik suksesnya VOC justru rakyat pribumi menderita karena kekejaman dan kecurangan yang dilakukan kongsi dagang tersebut dalam membeli rempah-rempah rakyat pribumi. Akhirnya VOC bubar dengan sendirinya karena banyak terjadi korupsi dari pejabat-pejabat VOC sendiri.
3.1.3        Penerimaan dan penolakan terhadap bangsa barat
Dari semua hal yang terjadi tentu ada sisi pro dan kontra. Begitu juga dengan kedatangan bangsa barat ini. Beberap pihak menerima karena mereka melakukan kerja sama guna mencari keuntungan, namun pada akhirnya mereka juga dihianati oleh pihak barat sendiri. Perlawananpun terjadi dimana-mana, karena mereka merasa ditindas dan dicurangi dalam pembelian rempah-rempah. Namun perlawanan-perlawanan itu mental begitu saja karena kalah kekuatan serta kurangnya persatuan dari rakyat pribumi.
3.1.4        Dampak dari datangnya bangsa barat
Saat berada di Nusantara, interaksi antara bangsa Eropa dan pribumi sangat sering terjadi. Dari interaksi-interaksi tersebut terjadilah suatu akulturasi budaya antara kedua bangsa tersebut. Yang paling mencolok adalah agama yang mereka sebarkan, bahasa dan nama-nama yang digunakan, ketrampilan berperang, serta pendidikan yang bersifat internasional. Bangunan bekas benteng-benteng dan kantor-kantor bangsa Eropa juga menjadi tempat wisata yang menarik untuk saat ini.
Selain itu, trauma akibat kekerasan dan penjajahan yang dirasakan rajyat pribumi ketika itu juga menjadi pengalaman yang tak ingin diulang kembali.

DAFTAR PUSTAKA

Ricklefs, M.C. 1998. Sejarah Indonesia Baru. Yogyakarta: GADJAH MADA UNIVERSITY PRESS
Sholikhin, K. H. Muhammad. Menyatu Diri Dengan Ilahi. Narasi.
 "The Dutch East India Company (VOC)". Canon van Nederland. Diakses 16 Maret 2014.
Mondo Visione web site: Chambers, Clem. "Who needs stock exchanges?" Exchanges Handbook. . Diakses 16 Maret 2014.