Kau
pernah hidup dalam lingkaran kehidupan santri? . kalau belum, kurasa kau harus
merasakannya. didunia ini kau dapat melihat apa yang tak dapat dilihat
oleh orang lain, bukan mistik atau klenik tentunya, hanya kahidupan anak-anak
manusia yang mencari ilmu agama :) . Dipondokku yang sekarang sangat luar
biasa, awalnya aku berfikir memandang laki-laki lain yang bukan mahromnya itu
biasa, aku menganggap aneh mereka yang sangat sungkan jika bertemu lawan jenis
disini. namun lama-kelamaan, aku tersihir juga oleh tempat ini. aku merasa
sungkan jika melhat langsung ke arah kang-kang e (sebutan untuk santri
putra), entah kenapa, sepertinya itu adalah hal yang sangat tabuh jika kau
lakukan disini. sekalipun mereka berada tepat didepanmu, kau akan memilih untuk
menunduk dan tak menatap secara langsung, kecuali jika memang itu dibutuhkan
karena udzur syar'i (sebutan untuk alasan/halangan yang sangat pokok). namun
taukah kau? hubungan seperti itu tak kekal jika diluar pondok :D . maksudku,
jika dikampus, antara mbak'e dan kang'e bergaul seperti layaknya mahasisiwa
biasa, mereka berbicara dan bertegur sapa, tapi tetap dalam lingkar santri (tak
keluar batas, karna masing-masing tahu saat dimana mereka harus tertawa, dan
terdiam). bagi beberapa santri yang teguh pada pendiriannnya, mereka tetpa
menjaga jarak meskipun dikampus, namun tentu saja, itu tak menghalangi
aktivitas kami 'para santri'.
Kau
tahu apa lagi yang sangat ajaib disini? . Damainya hati saat kau menengadahkan
tangan, berdoa setelah sholat, wirid bersama di aula tempat sholat. tenganya
jiwa yang seolah menyampaikan bahwa kau sangat dekat dengan sang pencipta
kehidupan, menyadarkanmu bahwa kau tak mampu apa-apa tanpa-NYA.
Hal
lain yang membuat tempat ini istimewa adalah kau akan dapatkan banyak saudara
baru, kakak baru, adik baru, Abah baru, Umi baru, bahkan kembaran baru :D . kau
akan merasakan hidup bersama orang banyak yang tak selalu mulus, kadang harus ndongkol
karena antrian kamar mandi diserobot, kebingungan karena barag-barangmu
tertukar dengan orang lain, antri saat mengambil maka, berdesakan saat tidur
walau hanya beralaskan kasur lipat tipis. namun semua itu tak kan terasa saat
kau sedang makan es-krim yang hanya satu tapi dikrubuti banyak sendok, masak
nasi goreng rame-rame, ngakak bareng saat kalah main game dikamar, berpelukan
bareng saat ada yang nangis, dikompres saat kau sedang sakit, jalan-jalan
bareng dan tak lupa foto-foto dimana saja :D . itulah hal-hal yang akan sangat
kau rindukan.
Disini
kami tak seperti anak kost yang punya kamar hanya untuk tempat tidur, pondok
ini adalah rumah kami, tempat kami berteduh, tempat kami bersenang-senang, dan
tempat kami belajar. kami jadi manusia yang berbeda sebab apa yang kami
pelajari selama jadi mahasiswa, bukan cuma materi perkuliahan dari kampus, namun
juga ilmu agama yang sangat banyak. Kami 'mengaji' bandongan (istilah
untuk ngaji yang menggunakan metode mendengarkan, yaitu ustadz/ustadzah yang
membacakan kitab kuning, dan kami yang menulis artinya dengan huruf pegon,
yaitu tulisan dengan buruf arab namun menggunakan bahasa jawa, tak sedikit
santri yang berasal dari kota-kota di Jawa Barat kesulitan dalam hal ini :D .
Selain bandongan ada juga sorogan, yaitu system pembelajaran
dengan cara menyetorkan hafalan dari kitab yang dipelajari, kepada ustadz/ustadzah
yang mengampu. Ada lagi system Madrasah Diniyah, yaitu seperti sekolah, santri
mendapat materi dalam kelas-kelas yang berbeda sesuai dengan kemampuan santri
tersebut, dari kelas 1 sampai kelas 5, namun kelas 5 adalah bagi
ustadz/ustadzah yang mengajar, materi yang diajarkan berupa Nahwu, Sorof,
Tajwid, Kaifil Ma’ani, dan Fiqih. Ustadz dan Ustadzah mayoritas berasal dari
santri disini sendiri yang telah memenuhi syarat dan mumpuni dalam mengajar,
tak sedikit juga Ustadz dan Ustadzah yang masih semester rendah, namun meampuan
agamanya tak dapat diremehkan. Banyak juga Ustadz/Ustadzah yang berasal dari
luar pondok, yang didatangkan untuk mengajar disini.
Hal
yang membuat galau kadang itu ketika ada acara dikampus pada jam malam, kan
dipondok ini ada jam malam, dilarang keluar/masuk pondok diatas jam 9, jadi ya
resiko kalau ada acara diatas jam 9, aku beberapa kali nginep dikost teman
-_-‘. Hal lain juga karena izin untuk pulang hanya dibatasi 4 hari dalam 1
bulan, jadi kita benar-benar diajarkan untuk terbiasa hidup jauh dari rumah,
benar-benar jadi santri :D . Disini untuk urusan berpakaian juga tak main-main,
untuk kang’e itu diterapkan peraturan dilarang memakai celana pendek,
kecuali didalam kamar dan saat Ro’an (bersih-bersih seluruh pondok tiap
satuu minggu sekali dihari minggu), tak boleh memakai kaos saat mengaji. Untuk mbak’e
jauh lebih ketat, tak boleh memakai baju lengan 3/4, bajuberkerut juga
tidak diperbolehkan, dilarang memakai celana atau rok bawahan bernahan jins dan
pakaian yang ketat (biasanya untuk rok jins masih diperkenankan jika hanya
untuk kuliah). Tak boleh memakai pakaian yang ketat, memanjangkan jilbab hingga
menutup dada, intinya memakai pakaian-pakaian yang syar’I sesuai Islam, namun
namanya peraturan pasti tetap ada yang melanggar, maka dari itu dari pihak
pengurus mengadakan gledak baju tiap tiga bulan sekali. Aku juga kena satu baju
dan satu celana waktu penggeledahan pertama,, -_-‘ hmmm.
Apalagi
ya yang belum kuceritakan? Oh ya, ini tenatang kang’e dan mbak’e :D
. Dibalik peraturan santri dilarang berpacaran, tetep,, pelanggaran itu
terjadi. Ya,, anekdot yang digunakan sih “kan gak boleh berpacaran, tapi kan
gak disebutkan gak boleh punya pacar :D “ ,, seperti itulah, tetap ada hubungan
antara mbak’e dan kang’e, biasanya, kalau mau ngirimin sesuatu
antara mbak’e dan kang’e itu dilewatkan pintu doraemon :D , yaitu
jendela kecil memanjang di koprasi dengan ukuran kira-kira 50 x 120 cm.
Biasanya sih santri-santri udah paham
dengan sendirinya mana saja santri yang punya hubungan antara mbak’e dan
kang’e. itu sekelumit kisah unik dari kegilaan santri disin :D
Namun
dari kisah-kisah diatas, semua itu adalah gambaran kecil tentang kehidupan yang
begitu luas dari pondok Aswaja-ku,, jauh lebih banyak hal yang tak dapat
kutulis disini, pahit-manisnya, tawa-tangisnya, dan semuanya yang mengajarkan
kami untuk hidup yang jauh lebih besar esok hari. J
Jika
kau merasa harimu penuh dengan kegusaran dengan kehidupan yang biasa dan jauh
dari kedamaian hati, datang kemari, mumgkin aku dapat berbagi sedikit kedamaian
yang kurasakan disini, diantara orang-orang luar biasa yang mungkin tak kan kau
temukan dimanapun J
0 komentar:
Posting Komentar