Makna Gerak Sejarah menurut Karl Marx
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
LatarBelakang
Banyak orang yang berkata bahwa orang harus berfilsafat,
tapi kadang kala orang sering kali belum tentu mengerti apa sebenarnya filsafat
itu sendiri? Demikianlah pertanyaan awal yang
harus dipahami manakala ingin mengerti apa sebenarnya ilmu filsafat itu.
Para Sejarawan juga harus menggunakan ilmu filsafat dalam menemukan kebenaran sejarah.
Sehingga muncul istilah filsafat sejarah.
Jika Ilmu sejarah mengkaji masalah waktu dan peristiwa.
Jadi filsafat sejarah adalah ilmu filsafat yang ingin memberi jawaban atas sebab
dan alasan segala peristiwa sejarah. Jelasnya, filsafat sejarah adalah salah satu
bagian filsafat yang ingin menyelidiki sebab-sebab terakhir dari suatu peristiwa,
serta ingin memberikan jawaban atas sebab dan alas an segala peristiwa sejarah.
Kedudukan dan status filsafat sejarah merupakan
cabang dari filsafat yang berhubungan dengan
sejarah sebagai ilmu ( yang mempunyai sistematika). Dalam sistematika tersebut tidak
ada yang namanya filsafat sejarah maka lebih tepatnya sebagai anak cabang atau
ranting dari ilmu sejarah.
Filsafat sejarah berusaha mencari penjelasan serta
berusaha masuk ke dalam dan pikiran cita-cita
manusia sendiri dan memberikan keterangan tentang bagaimana munculnya suatu
Negara, bagaimana proses perkembangan kebudayaannya sampai mencapai puncak kejayaannya
dan akhirnya mengalami kemunduran seperti pernah dialami oleh Negara-negara atas
pada zaman yang lalu disertai peran pemimpin terkenal sebagai subjek pembuat sejarah
pada zamannya.
Ada banyak tokoh yang berpengaruh dalam filsafat
sejarah. Dalam makalah ini kami akan membahas filsafat sejarah menurut
pandangan seorang tokoh yang mempelopori aliranMarxisme,
yaitu Karl Marx.
Pengaruh dari pemikiran Karl Marx tidak bisa diragukan
lagi dalam sejarah perjalanan dunia ini. Marx tidak hanya merangsang perubahan cara
berpikir manusia, tetapi juga mengubah cara manusia untuk bertindak. Seperti dikatakan
Marx sendiri, “Para filosof hanya menginterpretasikan dunia dalam berbagai cara;
masalahnya adalah bagaimana mengubah dunia.” Hal inilah yang kemudian membedakan
Marx dari filosofi lain, misalnya, Auguste Comte, IbnuKahldun, Martin
Heidegger, bahkan David Hume. Meskipun pemikiran David Hume tidak bisa dipungkiri
bahwa perubahan pemikiran beliau berdampak pada kehidupan masyarakat luas, namun
efeknya tidak sebesar Karl Marx. Filsafat Marx lebih diletakkan untuk mengubah dunia.
Bahkan sebagai ideologi, “Marxisme” menyemangati sebagian besar gerakan buruh sejak
akhir abad ke-19 dan dalam abad ke-20 yang mendasari kebanyakan gerakan pembebasan
sosial. Aliran pemikirannya termasuk dalam kategori filsafat idealis, yakni selalu
membicarakan bagaimana cara manusia untuk menjadi makhluk yang sempurna. Embrio doktrin humanism ini kemudian dikembangkan
para filosof setelahnya.
1.2. Rumusan masalah
1. Bagaimana gerak sejarah menurut pemikiran Karl marx?
1.3. Tujuan
2.
1. Mengetahui
pemikiran-pemikiran dari Karl Marx.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Makna Gerak Sejarah serta Penggerak dalam
gerak sejarah menurut Karl Marx
Masalah tentang gerak sejarah muncul karena manusia
berusaha untuk merefleksikan dirinya. Namun bagi Karl Marx yang paling penting
adalah Sejarah pasti bergerak. Mengenai Gerak Sejarah, Marx berpendapat bahwa
yang pasti adalah gerak sejarah digerakkan oleh manusia itu sendiri. (Hadiwijono,2011:
123).
Mengenai sumber (motor) yang menggerakkan proses sejarah
berbeda-beda menurut para ahli, begitu juga dengan Karl Marx. Menurut Karl Marx
motor penggerak sejarah merupakan adanya pertentangan kelas, dimana
pertentangan kelas tersebut akan berhenti dan bermuara pada suatu masyarakat
tanpa kelas. (Daliman,2012: 28-29)
Karl Marx juga berpendapat bahwa geraak sejarah
berpangkal pada kemajuan manusia dimana manusia sebagai penggerak utamnya.
Karena sejarah merupakan medan perjuangan manusia, perjuangan menuju kemajuan.
Keadaan yang memaksa manusia untuk selalu maju ini berpangkal pada kemajuan
dalam bidang ekonpmi dan menjauhkan manusia dari Tuhan. Hal inilah yang
menjadikan manusia berjuang lebih keras tanpa mengenal menyerah sehingga
sejarah yang terjadi digerakkan oleh manusia. (Tamburaka,2002: 55)
Karl Marx memang memandang bahwa realitas sejarah
bersumber dari materi, yaitu ekonomi yang menggerakkan hidup manusia.
Menurut karl marx gerak sejarah tidak menuju
ahirat tetapi menuju arah duniawi. Dalam hal ini faham yang sangat
terkenal dari karl marx (1818-1875)
adalah faham histories matrerialisme. Pandangannya di dasarkan pada faham
determinisme ekonomi atau lebih terkenal dengan “histories matrerialisme”.
Gerak sejarah ditentukan oleh cara menghasilkan barang untuk keperluan masyarakat. Cara produksi ini menentukan
perubahan dalam masyarakat yang selalu bertentangan satu sama lain. (subagyo,
2011: 189).
Hal ini
senada dengan penjelasan dari Harun Hadiwijono dalam bukunya Sari Sejarah
Filsafat Barat 2 yang menjelaskan bahwa yang menjadi pendorong semangat Karl
Marx yang luar bisa dan menjiwai sampai masa kini adalah caranya menggabungkan
cara berpikir hegel dan cara berfikir Feuerbach, yang disertai dengan keharusan
mendalam terhadap keadaan sosial. Matearialisme yang dijelaskan Karl Marx jauh
lebih mendalam dari yang dijelaskan oleh para matearilisme pada masa itu. (Hadiwijono,2011:
123).
Selain Hegel dan Feuerbach, Karl Marx juga
sependapat dengan F.Engles (1820-1895). Pandangan mereka bersifat dialektis
menunjukkan persamaan dengan Hegel. Meskipun ada perbedaan yang cukup mendasar,
jika Hegel memandang roh (ide/akal) sebagai hal dasar dalam proses sejarah,
berbeda dengan Karl Marx dan F.Engles yang lebih menitik beratkan pada
historisme-materialisme sebagai inti karena proses sejarah bersumber dari
materi, yaitu ekonomi. Proses sejarah dikuasai oleh hubungan ekonomi, ialah
hubungan produksi. Produksi merupakan dasar struktur politik, sosial, bahkan
keagamaan, serta seluruh hubungan manusia. (Daliman,2012: 38)
Keadaan masyarakat yang dimaksud adalah produksi dan pekerjaan manusia.
Manusia ditentukan oleh produksi, baik hasil produksinya maupun cara
berproduksi. Pandangan inilah yang disebut materialisme, yang berarti kegiatan
dasar manusia adalah kerja manusia. Dalam hal ini pandangan Marx menerima
Feurbach Menurut Feurbach, kenyataan indrawi yang konkret adalah Alam Material.
Alam adalah dasar dasar terakhir dari kenyataan. Artinya serluru kenytaan dapat
dikembalikan pada Alam Material sebagai sebagai kenyataan terakhir. (Hardiman,
2004: 228).
Bahwa kenyataan terakhir adalah objek indrawi dalam pengertian objek
indrawi ini dipahami sebagai kerja atau produksi. Namun perbedaan dari Feurbach
adalah dunia indrawi yang mengelilinginya itu bukan sesuatu yangada begitu
saja, melainkan alam merupakan produk dari industri dan masyarakat dalam arti
alam adalah produk dari sejarah
2.3.Pola Sejarah
Fanz Magnis dalam bukunya Berfilsafat dari Konteks
menuliskan bahwa teori gerak sejarah yang dianut Karl Marx adalah teori siklus.
Hal ini dikarenakan adanya revolusi yang mampu merubah tatanan sosial yang
awalnya oleh kaum Borjuis justru bisa dikuasai oleh kaum proletar. (Magnis Franz,
Suseno. 1992. Berfilsafat Dari Konteks. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Hal.63). teori siklus menyatakan bahwa peristiwa sejarah tidak akan mengalami
akhir, melainkan akan terjadi semacam pengulangan, sehingga tidak terdapat
sesuatu yang baru. Tiap-tiap kejadian, peristiwa, dan fakta, tentu dan pasti
akan terjadi lagi seperti yang telah terjadi sebelumnya. Denga pemikiran
seperti ini, maka negeri dan kebudayaan , timbul dan tenggelam dalam urutan
ulangan yang sama. Laksana tanaman, negeri dan kebudayaan iotu tumbuh lagi
tanaman lain, berkembang, tua dan mati, dan seterusnya. (Purnomo,2009: 16).
Dalam aliran syclis atau siklus ada tiga aliran atau
konsepsi pengkajian sejarah yang berpengaruh dalam ilmu sejarah:
1. Aliran pertama, yang memandang kejadian sejarah (peristiwa) sebagai ulangan
(syclis) dari kejadian terdahulu. Perulangan itu terjadi secara mekanis,
merupakan lingkaran ulang. Pencerminan dari pandangan pada ucapan: Sejarah
berulang (bahasa Prancis) “histoire seperete”. Jadi menurut pandangan ini,
sejarah tidak mempunyai tujuan dan tak ada perkembangan. Manusia di dalam
sejarah tinggal menunggu perulangan kejadian saja, kurang berikhtiar. Zaman
yang akan datang terjadi seperti telah dikodratkan, manusia tidak akan mampu
mengubah kadar itu. Peristiwa ynag terjadi karena sudah harus demikian.
2. Aliran religius (ketuhanan); yang menafsirkan bahwasegala kejadian dalam
sejarah semata-mata karena kehendak Tuhan. Manusia hanyalah merupakan pemegang
peranan dari kehendak Tuhan. Manusia hanyalah merupakan pemegang peranan dari
kehendak Tuhan. Aliran ini terutama dalam kalangan agama Kristen, yang
dinamakan aliran: “Redemtive Philosopical viewpoint” pandang sejarah menurut
kepercayaan atau dogma” penebusan dosa (bahasa inggris: to redeem artinya
menebus), menuju ke arah meningkatkan nilai-nilai kemanusiaan.
3. Aliran evolusi, yaitu aliran yang memandang seluruh kejadian dalam panggung
sejarah manusia adanya suatu garis yang menaik dan meningkat ke arah kemajuan
dan kesempurnaan. Gerak sejarah merupakan garis linear, garis lurus yang menuju
ke progress dan perfeksi. Karena itu aliran ini disebut “progressive
philosophical viewpoint of history”.
Timbulnya aliran ini dimulai dengan munculnya
pendapat-pendapat baru dalam berfikir di zaman renaissance (abad pencerahan) setelah
abad pertengahan yang diliputi suasana kegelapan dengan cirri dominannya
pengaruh gereja.
Ahli-ahli filsafat beralih dari dunia akhirat ke dunia
fana ini saja. Timbul kepercayaan diri sendiri dan menebal, manusia harus
menghargai dan memperuangkan dirinya sendiri. Dengan demikian sifat menyerah
pada nasib berkurang dan muncullah rasa percaya diri unutk memperkuat rasa
otonomi manusia. Karl Marx sebagai pendukung aliran ini melahirkan sifat
ekstrim dengan mengesampingkan Tuhan dan sepenuhnya bergantung pada hokum
ekonomi atau materi. (Tamburaka,2002: 54-55)
Dalam sumber lain, yaitu Prof. A. Daliman dalam bukunya
Pengantar filsafat sejarah menyebutkan Karl Marx irama atau pola sejarah itu
mengikuti pola garis lurus (linear). Proses sejarah yang mengikuti garis lurus
(linear) ini dalam pandangan Karl Marx berkembang melalui tiga tahap, yaitu
pertama adalah tahap primitive atau tahap antic, kedua tahap abad Pertengahan,
dan ketiga tahap borjuis-kapitalis.
dalam
pandangan karl marx bersifat progres/linier. Pemikiran ini sangat dipengaruhi
ileh hegel. Hegel memahami sejarah sebagai gerak ke arah rasionalitas dan
kebebasan yang makin besar. Disebutkan dalam manifesto komunis bahwa sejarah
umat manusia dulu dan kini adalah merupakan sejarah pertentangan kelas dimana
motor perubahan dan perkembangan masyarakat adalah pertentangan antar kelas.
Menurut marx yang menentukan jalannya sejarah bukan individu- individu
tertentu, melainkan kelas-kelas sosial yang masing-masing mamperjuangkan
kepentingan mereka. Kepentingan mereka bukan apa yang kebetulan diminati oleh
orang-orang tertentu, melainkan ditentukan secara obyektif oleh kedudukan kelas
masing-masing dalam proses produksi. Fase perkembangan sejarah masyarakat menurut
Marx dimulai dari mesyarakat komunal primitive, masyarakat feodal, masyarakat
yang sistemnya kapitalisme, masyarakat sosialis dan terakhir adalah masyarakat
komunis. Marx melihat bahwa dari lima tahap perkembangan sejarah yang dihampiri
lewat analisis ekonomi itu, ditemukan adanya dua factor kunci yang mendasari
segala proses didalamnya. Pertama adalah kekuatan produksi (orang, alat, bahan
baku, pengalaman, teknologi). Yang kedua adalah hubungan produksi (antar
individu dengan individu juga antara individu dengan alam). (Suseno,1977:
25-26).
Dari
kedua teori diatas, lebih tepat pada Karl Marx adalah penganut teori linear. Dalam hal ini teori linear sama dengan teori
evolusi dari teori siklis.
2.4.Filsafat Sejarah
Dalam filsafatnya, Karl Marx mengajarkan teori perubahan
yang disebut dialektik historis materialisme. Dalam hal ini Marx mengembil dari
teori Hegel. Teori dialektik historis materialism menjelaskan bahwa filsafat,
sejarah, dan masyarakat itu mempunyai hubungan. Marx memandang dunia ini
sebagai dunia yang masih dalam proses dan belum jadi. Dunia ini selalu dalam
proses maju tetapi selalu ada pengulangan-pengulangan, serta melalui
tahap-tahap yang pernah dilalui. (purnomo,2009: 28).
Inti dari ajaran Marx adalah “materialism historis”.
Pemikiran Marx sangat dipengaruhi oleh filsafat “Hegelian sayap kiri” yang
menitik beratkan pada materi.
Pemikiran Karl Marx tidak hanya sekedar teori melainkan
ideologi Marxisme dan Komunisme. Ideologi dalam sejarah telah menjadi kekuatan
sosial dan bahkan kekuatan politik. Dalam sejarah filasafat barat hanya Marx
yang mengembangkan sebuah pemikiran yang pada dasar filosofis namun kemudian
menjadi perjuanagan gerakan pembebasan. Motor perubahan dan perkembangan antara
kelas-kelas sosial bukan oleh individu-individu. Menurutnya sejarah tidak tepat
jika di pandang sebagai hasil tindakan orang-orang besar dan raja-raja.
Yang menjadi pokok pikiran dalam matrerialisme historis
yaitu:
Faktor yang paling penting yang menyebabkan perkembanagan
sejarah adalah faktor ekonomis. Dari hal tersebut timbul yang namanya perbuatan
rohani seperti, kebudayaan, kesenian, agama dll. Sebagaimana pidatonya di makam
Marx, Engels menyatakan bahwa “ manusia pertama kali harus makan, minum,
mempunyai tempat tinggal dan pakaian, sebelum berpolitik, ilmu pengetahuan,
seni, agama, dan sebagainya.
Menurut Marx, perkembangan masyarakat ditentukan oleh bidang ekonomi. Ciri
khas bidang ekonomi konflik antara para pemilik alat-alat produksi dan para
pekerja. Yang pertama adalah kelas atas karena mereka menguasai bidang produksi
dan hidup dari penghisapan kaum buruh. Kaum buruh adalah kelas bawah yang
terpaksa menjual tenaga kerja mereka kepada para pemilik. Negara (bangunan atas
politik) dikuasai oleh ekonomi dan oleh karena itu melayani kepentingan mereka.
Agama, pandangan-pandangan moral, dan nilai-nilai budaya (bangunan atas
ideologis) memberikan legitimasi pada struktur kekuasaan kelas tersebut.
Konflik antara kelas atas dan kelas bawah selalu memuncak dalam sebuah revolusi
yang menjungkirbalikkan seluruh tatanan lama dan meletakkan dasar tatanan baru
yang akan berkembang menurut hukum yang sama. Oleh karena itu, manifesto
komunis (1848) menyatakan bahwa sejarah semua masyarakat sampai sekarang adalah
sejarah perjuangan kelas. (Suseno,1992: 63).
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1.
Makna gerak sejarah dan penggeraknya
Gerak sejarah menurut Kral Marx geraak
sejarah adalah hal yang pasti. Adapun penggerak utama dalam gerak sejarah
menurut Karl Marx adalah manusia. Manusia memiliki tanggungan untuk
memperjuangkan hidupnya.
Perjuangan hidup itu dikarenakan semua
aspek kehidupan berpangkal pada kehidupan yang bersifat material disini adalah
dunia ekonomi. Sehingga semua lini kehidupan berpandangan pada ekonomi.
2. Pola Sejarah
Pola Sejarah menurut Karl Marx
menganut pola linear, yaitu pola sejarah itu mengikuti
pola garis lurus (linear).
Fase perkembangan sejarah masyarakat menurut Marx dimulai dari mesyarakat
komunal primitive, masyarakat feodal, masyarakat yang sistemnya kapitalisme,
masyarakat sosialis dan terakhir adalah masyarakat komunis.
3. Inti dari ajaran Marx
adalah “materialism historis”. Pemikiran Marx sangat dipengaruhi oleh filsafat
“Hegelian sayap kiri” yang menitik beratkan pada materi. Menurut Marx manusia
mewujudkan dirinya kepada suatu tujuan tertentu, dengan demikian ia menolak
dengan tegas bahwa manusia dan kerja kerasnya lah (materi) yang membentuk
eksistensi manusia dan sejarah.
DAFTAR PUSTAKA
Daliman, Ahmad. 2012. Pengantar Filsafat Sejarah. Yogyakarta: Ombak
F. Budi Hardiman. 2004. Filsafat
Barat Modern, Jakarta : Gramedia
F. Magnis suseno. 1977
Ringkasan Sejarah Marxisme dan Komunisme, Jakarta : Diktat STF Driyarkara,
Franz
Magnis-Suseno. 1992 Berfilsafat dari Konteks Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama
Hadiwijoyo, Harun. 2011. Sari Sejarah
Filsafat Barat 2. Yogyakarta: KANISIUS
Purnomo, Arif. 2009. Filsafat Sejarah.
Semarang: Unnes Press
Subagyo. 2011. Membangun kesadaran sejarah.
Semarang: widya karya.
Tamburaka, Rustam E. 2002. Pengantar Ilmu Sejarah Teori Filsafat Sejarah
Sejarah Filsafat & Iptek. Jakarta: PT Rineka Cipta
0 komentar:
Posting Komentar