Minggu, 19 Januari 2014

KARYA TULIS ILMIAH TAHUN 2012 INTENSITAS CAHAYA MEMPENGARUHI KECEPATAN TUMBUH JAGUNG DAN PEPAYA


KARYA TULIS ILMIAH TAHUN 2012
INTENSITAS CAHAYA MEMPENGARUHI KECEPATAN TUMBUH JAGUNG DAN PEPAYA



KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnyasehingga menyusun karya tulis ilmiah yang berjudul “Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap Kecepatan Tumbuh” dengan baik dan lancar.
Dalam menyusun karya tulis ilmiah ini penulis banyak mendapat bimbingan, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu perkenankan penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1.      Ibu Nor Aidah S.pd selaku pengampu mata pelajaran Biologi.
2.      Teman – teman kelas XII.IPA.2 atas kerjasamanya.
3.      Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu –persatuYang telah memberikan bantuan secara langsung maupun tidak langsung yang telah membantu penulis hingga tersusunnya karya tulis ilmiah ini
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin, namun penulis menyadari sepenuhnya penyusunan karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan karya ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya.



                                                                                                Jepara, 17 september 2012


                                                                                                                 Penulis



DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................................   
KATA PENGANTAR ..........................................................................................................  
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... 
ABSTRAK.............................................................................................................................  
ABSTRACT...........................................................................................................................  
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................... 
A.     Latar Belakang Masalah .............................................................................  
B.     Rumusan  Masalah.....................................................................................    
C.     Tujuan Penelitian  .................................................................... ...........          
D.     Manfaat Penelitian.................................................................................         
BAB II KAJIAN TEORI ...................................................................................................... 
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..............................................................................  
A.     Tempat dan Waktu Penelitian......................................................................  
B.     Metode Penelitian........................................................................................  
C.     Teknik Pengumpulan data...........................................................................   
BAB IV  HIPOTESIS.............................................................................................................
BAB V  HASIL  DAN PEMBAHASAN.............................................................................     
BAB VI PENUTUP..................................................................................................
A.     Kesimpulan..................................................................................................  
B.     Saran............................................................................................................  
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................   
LAMPIRAN



DAFTAR TABEL
Hari
Tempat Percobaan


Gelap
Tipe
Jagung
Rata-rata pertumbuhan kecambah (mm)
Perkecam
Mala
nafis
yani
Wiki
tantri
Rata-rata
Bahan
1
0
0
0
0
0
0
Hipogeal
2
0
0
6,6
3
0,3
1,98
Hipogeal
3
0
2,6
20
13
5,7
8,26
Hipogeal
4
6,66
14
35
33,5
28
23,4
Hipogeal
5
16,66
45,3
53,3
60
35,3
42,1
Hipogeal
6
50,33
80
76,6
99
53
71,8
Hipogeal
7
86,6
99
96,6
144
57,7
96,78
Hipogeal
Rata-rata
22,9
80,3
41,2
50,35
25,7
34,9
Hipogeal
                               Tabel 1.1 hasil pengamatan pertumbuhan tanaman padi di tempat terang
Hari
Tempat perkecambahan

Terang
Tipe
Jagung
Rata-rata pertumbuhan kecambah (mm)
Perkecam
mala
nafis
yani
Wiki
tantri
Rata-rata
Bahan
1
0
0
0
0
0
0
Hipogeal
2
0
0
0
0
2
0,4
Hipogeal
3
0
0,6
0
0
14,3
0,12
Hipogeal
4
0
3,3
6
3
35,7
2,46
Hipogeal
5
2,6
12,6
21,6
5
59
20,16
Hipogeal
6
6
30
37,3
13
81,3
33,52
Hipogeal
7
10,6
43,6
55
26,5
86
45,42
Hipogeal
Rata-rata
2,74
13,7
17,1
6,78
39,8
14,56
Hipogeal
                               Tabel 1.2 hasil pengamatan pertumbuhan tanaman padi di tempat terang
Hari
Tempat Percobaan
Terang
Pepaya
Rata-rata pertumbuhan kecambah (mm)
mala
nafis
yani
Wiki
tantri
Rata-rata
1
0
0
0
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
3
0
0
0
0
0
0
4
0
0
0
0
0
0
5
0
0
0
0
0
0
6
0
0
0
0
0
0
7
0
0
0
0
0
0
Rata-rata
0
0
0
0
0
0
         Tabel 1.3 hasil pengamatan pertumbuhan tanaman padi di tempat terang
Hari
Tempat Percobaan
Gelap
Pepaya
Rata-rata pertumbuhan kecambah (mm)
mala
nafis
yani
Wiki
tantri
Rata-rata
1
0
0
0
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
3
0
0
0
0
0
0
4
0
0
0
0
0
0
5
0
0
0
0
0
0
6
0
0
0
0
0
0
7
0
0
0
0
0
0
Rata-rata
0
0
0
0
0
0
          Tabel 1.4 hasil pengamatan pertumbuhan tanaman padi di tempat terang



DAFTAR GAMBAR
(a)    Gambar 1.1 perkecabahan epigeal                        (b) gambar 1.2 perkecambahan hipogeal





Struktur biji jagung                             struktur biji pepaya                            
                                    
Gambar 2.1 struktur biji jagung                            Gambar 2.2 struktur bji pepaya


Perkecambahan jagung ;
                                                                                                                    


ABSTRAK
Pendahuluan. Penelitian yang berjudul “Pengaruh Intensitas Cahaya terhadap Kecepatan Tumbuh” merupakan penelitian yang membahas faktor-faktor yang menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman khususnya pada perbedaan intensitas cahaya,dalam meningkatkan kecepatan pertumbuhan tanaman. Teori. Pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran serta jumlah sel secara irreversible. Jenis metode penelitian.Dalam penelitian ini kami menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Metode tersebut dilakukan dengan cara menjelaskan mengenai pengaruh intensitas cahaya dapat mempengaruhi perbedaan kecepatan tumbuh. Dan membandingkan hasil percobaan ia tempat gelap dan di tempat terang. Kesimpulan. Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan dapat diambil satu kesimpulan,bahwa tumbuhan di tempat gelap lebih cepat tumbuh daripada tumbuhan yang tumbuh di tempat terang. Hal itu terjadi karena di tempat gelap hormon auksin tidak dapat diuraikan oleh cahaya matahari.

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Perkecambahan atau germinasi secara teknis adalah permulaan munculnya pertumbuhan aktif yang menghasilkan pecahnya kulit biji dan munculnya semai (Gardner, 1991). Menurut J. Derek Bewley dan Michael Black, serta G.Ray Noggle dan George J.Fritz, ternyata didalam biji - bijian berkecambah terdapat beberapa enzim, salah satu diantaranya adalah enzim lipase (Bonner, 1976).
Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton dalam proses fotosintesis, untuk menghasilkan karbohidrat. Tidak semua radiasi matahari mampu diserap tanaman, cahaya tampak, dengan panjang gelombang 400 s/d 700 nm. Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari, komposis atmosfer
Cahaya yang diserap daun 1-5% untuk fotosintesis, 75-85% untuk memanaskan daun dan transpirasi, Sudut datang matahari (dari suatu titik tertentu di bumi), Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap air), dan Panjang hari sering menjadi faktor pembatas pertumbuhan di daerah sub-tropik.
Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik pada musim tertentu, sehingga kekurangan radiasi matahari merupakan kendala utama pertanian di sub-tropik. Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas), relatif konstan, 12 jam/hari.
Misalnya kecambah yang berada di tempat terang akan tumbuh lambat. Daunnya yang muncul di antara kotiledon dengan cepat tumbuh menghijau dan relative tebal, batangnya kuat dan akarnya tumbuh banyak. Sedangkan kecambah yang berada di tempat gelap akan tumbuh cepat, tetapi daunnya kecil, tipis kekuningan, batangnya lemah dan akarnya tidak banyak. Secara keseluruhan tubuhnya lemah, kurus, berwarna kuning, pucat, dam tumbuh tidak normal. Hal ini disebabkan kekurangan sinar matahari, tentunya UV yang diperlukan dalam fotosintesis.




B.     Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti menyusun rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Apakah ada perbedaan kecepatan tumbuh kecambah ditempat yang terang dan ditempat yang gelap?
2.      Apa akibatnya jika kecambah disimpan ditempat gelap untuk waktu yang cukup lama?
3.      Manakah yang lebih baik bagi pertumbuhan tanaman, ditempat yang gelap atau ditempat yang terang?
4.      Jelaskan pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan tanaman!


























C.     Tujuan Penelitian

Praktikum 1.1Mengamati Struktur Biji
Ø  Mengetahui bagaimana embrio di dalam biji mengawali awal pertumbuhan jika berada di lingkungan yang sesuai.
                          
Praktikum .2 Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Perkecambahan
Ø  Mengetahui pengaruh faktor lingkungan tertentu terhadap perkecambahan tanaman melalui metode ilmiah.

Praktikum .5 Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap Kecepatan Tumbuh
Ø  Membandingkan kecepatan tumbuh tanaman di tempat yang berbeda intensitas cahayanya
























D.    Manfaat Penelitian
1.      Melengkapi tugas Biologi
2.      Bahan Informasi bagi warga SMA N 1 Pecangaan pada khususnya dan masyarakat pada umumnya
3.      Sumber informasi untuk penelitian selanjutnya
4.      sebagai sumber informasi bagi petani kecambah dalam menyediakan penyediaan kecambah
5.      Sebagai sumber informasi dalam pengembangan teknologi pertanian atau perdagangan
6.      Siswa dapat mempraktekkan kembali cara pembuatan kecambah  dalam kehidupan sehari-hari
7.      Siswa dapat mengetahui perbedaan antara proses perkecambahan yang mendapat sinar matahari dengan proses perkecambahan yang tidak mendapat sinar matahari.
8.      Siswa dapat mengetahui kapasitas cahaya yang diperlukan dalam proses perkecambahan.












BAB II
LANDASAN TEORI
Pertumbuhan merupakan proses pertambahan ukuran atau volume serta jumlah sel secara irreversible, yaitu tidak dapat kembali ke bentuk semula. Pertumbuhan biasanya diikuti dengan perkembangan yang merupakan satuan proses yang saling terkait. Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan diawali dengan perkecambahan biji.
Perkecambahan (germination) merupakan tahap awal perkembangan suatu tumbuhan. Perkecambahan adalah proses pertumbuhan dan perkembangan embrio pada tumbuhan. Khususnya tumbuhan berbiji (dikotil dan monokotil). Dalam tahap ini, embrio didalam biji yang semula berada pada kondisi dorman mengalami sejumlah perubahan fisiologis yang menyebabkan ia berkembang menjadi tumbuhan muda. Tumbuhan muda ini dikenal sebagai kecambah.
Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan sekitar biji, baik tanah, udara, maupun media lainnya. Perubahan yang teramati adalah membesarnya ukuran biji yang disebut tahap imbibisi (berarti "minum"). Biji menyerap air dari lingkungan sekelilingnya, baik dari tanah maupun udara (dalam bentuk embun atau uap air. Efek yang terjadi adalah membesarnya ukuran biji karena sel-sel embrio membesar) dan biji melunak. Proses ini murni fisik. Kehadiran air di dalam sel mengaktifkan sejumlah enzim pekecambahan awal.                               Terdapat dua Tipe perkecambahan :
1.      Perkecambahan Epigeal merupakan pertumbuhan memanjang dari hipokotil yang menyebabkan plumula dan kotiledon terdorong ke permukaan tanah. Tipe ini terjadi pada tumbuhan dikotil, misalnya kacang panjang. Seperti pada gambar (a).
2.      Perkecambahan Hipogeal merupakan pertumbuhan memanjang dari epikotil yang menyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan muncul diatas tanah, tetapi kotiledon tetap berada di dalam tanah. Tipe ini terjadi pada tumbuhan monokotil, misalnya jagung (Zea mays). Seperti pada gambar (b).
(a)    Gambar 1.1 perkecabahan epigeal                        (b) gambar 1.2 perkecambahan hipogeal


v Faktor – faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan
1.Faktor  luar
Ø Makanan
Ø Air
Ø Suhu
Ø Kelembapan
Ø Oksigen
Ø Cahaya
2.Faktor Dalam
Ø Gen
Ø Hormon




















BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1.Alat dan Bahan
Praktikum 1.1Mengamati Struktur Biji
1.      Biji jagung
2.      Biji kacang panjang
3.      Pisau.
Praktikum 1.2 Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Perkecambahan
1.      Dua buah pot yang diisi kapas
2.      Mistar dan alat tulis
3.      Air
4.      Empat buah biji jagung
Praktikum 1.5 Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap Kecepatan Tumbuh
1.      Empat buah pot yang diisi tanah/kapas
2.      Mistar dan alat tulis
3.      Air
4.      Empat biji kacang panjang dan empat biji jagung

2.Tempat dan Waktu penelitian
    Tempat                     : SMA Negeri 1 Pecangaan
    Hari/Tanggal : Selasa,24 Juli 2012
    Jam                          : 07.00 – 08.30 WIB

3.Cara Kerja
Praktikum 1.1Mengamati Struktur Biji
1.      Amatilah beberapa biji dikotil (misalnya kacang tanah, kedelai, kacang hijau dan buncis).
2.      Belahlah biji dan bandingkan dengan gambar.
3.      Selanjutnya, amati juga biji jagung (atau tanaman monokotil lainnya), gambarlah dan buatlah laporan pengamatan.

Praktikum 1.2 Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Perkecambahan:
1.      Carilah informasi (misalnya dengan studi pustaka) tentang faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi proses perkecambahan.
2.      Pilihlah salah satu faktor dan tulislah sebuah rumusan masalah yang akan kamu teliti.
Contoh : Apakah suhu berpengaruh pada proses perkecambahan biji tanaman dikotil (biji kacang panjang).
3.      Tulislah tujuan penelitian
4.      Tulislah hipotesis dari penelitianmu
5.      Rencanakan percobaan secara berkelompok.
Tentukan :
a.       Variabel penelitian
b.      Alat dan bahan yang akan digunakan sebagai perlakuan
c.       Tabel untuk mencatat data hasil percobaan
d.      Rencana analisis data dan kesimpulan .
6.      Lakukan penelitian, carilah data dan lakukan analisis, kemudian buatlah kesimpulan.
7.      Buatlah laporan penelitian.
Praktikum 1.5 Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap Kecepatan Tumbuh
1.      Tanamlah dua biji jagung dan dua biji kacang panjang dalam masing-masing pot. Berilah label pada kedua pot tersebut. Masing-masing pot I dan pot II, pot III,pot IV.
2.      Letakkan pot I dan II di tempat yang terang, pot III dan pot IV di tempat yang gelap. Siramilah setiap hari selama tujuh hari.
3.      Jika biji telah tumbuh, ukurlah panjang batang (tinggi kecambah) dari keempat tanaman di pot tersebut. Pengukuran dimulai dari permukaan kapas hingga  ujung batang.
4.      Lakukan pengukuran tersebut setiap hari selama tujuh hari.
5.      Tulislah, hasil pengamatanmu dalam tabel pengamatan.
6.      Hitunglah tinggi rata-rata kecambah per hari untuk keempat percobaan tersebut. Di hari ke tujuh hitunglah rata-rata tinggi kecambah secara keseluruhan untuk setiap percobaan.
7.      Buatlah grafik pertumbuhan rata-rata kecambah jagung dan kacang hijau.
8.      Buatlah kesimpulan tentang kecepatan tumbuh kembang kecambah pada tempat yang berbeda intensitas cahaya.














BAB IV
HIPOTESIS
1.         Praktikum 1.1`Mengamati struktur biji             

Struktur  biji mnokotil terdiri dari endospermae, kotiledon dan embrio. Sedangkan tanaman monokotil terdiri atas kotiledon dan embrio.

2.         Praktikum 1.2 Faktor lingkungan yang mempengaruhi perkecambahan
  
 Suhu berpengaruh terhadap perkecabahan.

3.         Praktikum 1.5 Pengaru intensitas cahaya terhadap kecepatan tumbuh
                  Benih yang ditanam di tempat gelap lebih cepat tumbuh.
















BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.      Praktikum 1.1 Mengamati struktur biji
Struktur biji jagung                             struktur biji pepaya                            
                                    
Gambar 2.1 struktur biji jagung                            Gambar 2.2 struktur bji pepaya

Kesimpulan ;
            Pada umumnya,tanaman dikotil tidak mempunyai endospermae. Cadangan makanan disimpan dalam kotiledon (daun embrio). Pada saat berkecambah , plumula (ujung embrio) diselubungi koleoptil. Sedangkan calon akar (radikula) di selubungi koleoriza. Bagian pada kecambah di atas kotiledon di sebut epikotil, dan bagian batang kecambah di bawah kotiledon di sebut hipokotil.
2.      Praktikum 1.2  Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Perkecambahan

Pertanyaan ;
1.        Pada penelitianmu, jelaskan  manakah yang merupakan
a.       Variabel bebas
b.      Variabel terikat
c.       Variabel kontrol
2.       Apakah, hipotesismu terbukti? Jika tidak, jelaskan apa penyebabnya!
3.       Apabila penelitianmu, menggunakan perlakuan dengan jenis biji yang sama dan variabel bebasnya suhu; pada suhu berapakah terjadi pertumbuhan paling baik? Apakah pada suhu kamar / di atas atau di bawah kamar?jelaskan mengapa hal itu terjadi!
4.       Apabila penelitianmu menggunakan perlakuan dengan suhu kamar yang sama dan variabel bebasnya jenis biji, biji apakah yang paling cepat tumbuh?
5.       Buatlah grafik pertumbuhan dari hasil penelitianmu!
6.       Bagaimana kesimpulanmu tentang pengaruh faktor lingkungan “x” (tergantung penelitianmu) terhadap perkecambahan biji?

Jawaban ;
1.      a)Variabel bebas : variabel yang dibuat bervariasi. Contoh :suhu (terang, gelap).
b)Variabel terikat: faktor yang muncul akibat variabel bebas. Contoh :pertumbuhan (perbandingan berdasarkan suhu).
c)variabel kontrol: faktor lain yang ikut berpengaruh yang dibuat sama dan terkendali. Contoh: air, kapas, biji (jumlah), media.
2.  ya, hipotesis tarbukti, dengan tanaman yang di tanam di tempat gelap lebih cepat tumbuh.
      3.   Pertumbuhan biji yang paling baik berada pada suhu kamar/ suhu optimal yaitu 10°C-38°C karena jika suhu di atas suhu kamar/ di bawah suhu kamar yaitu di bawah 0°C dan di atas 45°C, mengakibatkan tumbuhan tidak tumbuh karena enzim terdenaturasi.
      4.   Biji jagung dan biji kacang panjang di tempatkan pada suhu kamar yang sama lebih cepat tumbuh adalah biji jagung.
      5.   Grafik perkecambahan jagung;

Grafik perkecambahan pepaya;
 

      6.   Cahaya berpengaruh terhadap perkecambahan, apabila biji di tempatkan di tempat gelap akan lebih cepat tumbuh di bandingkan biji yang di tempatkan di tempat terang, hal tersebut karena pengaruh hormon auksin. Hormon auksin di tempat gelap tidak dapat terurai sehingga hormon pertumbuhan (auksin) ini akan terus memacu pemanjangan batang. Sedangkan di tempat terang hormon auksin akan terurai dan rusak, sehingga tanaman di tempat gelap akan lebih cepat tumbuh dibandingkan tanaman di tempat terang.

3.      Praktikum 1.5 Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap Kecepatan Tumbuh 

Pertanyaan;
1.      Apakah ada perbedaan kecepatan tumbuh kecambah di tempat yang terang dan   di tempat yang gelap? Jelaskan jawabanmu!
2.      Apa akibatnya jika kecambah disimpan di tempa gelap untuk waktu yang cukup lama? Jelaskan!
3.      Menurutmu manakah yang lebih baik bagi pertumbuhan tanaman, di tempat yang gelap/ tempat yang terang? Jelaskan jawabanmu!
4.      Jelaskan pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan tanaman!

Jawaban ;
1.      Ada, kecambah di tempat gelap lebih cempat tumbuh di bandingkan kecambah di tempat terang. Hal ini terjadi karena pengaruh hormon auksin. Hormon auksin sangat peka terhadap cahaya matahari, bila terkena cahaya matahari,hormon ini akan terurai dan rusak. Pada keadaan yang gelap, hormon auksin ini tidak terurai sehingga akan terus memacu pemanjangan batang. Sehingga tanaman di tempat gelap akan lebih cepat tumbuh dibandingkan kecambah di tempat terang.
2.      Batang kecambah akan semakin memanjang, dan ini menyebabkan batang kecambah mudah patah serta kandungan gizi yang ada dalam kecambah akan hilang.
3.      Berdasarkan hasil penelitian kecambah di tempat terang lebih baik pertumbuhannya, ini dikarenakan kondisi fisik tanaman yang kelihatan lebih segar dan tidak pucat serta banyak mengandung klorofil.
4.      Cahaya berpengaruh terhadap fotosintesis kecambah dan merangsang pembentukan klorofil sehingga tanaman dapat menghasilkan makanan sendiri, cahaya juga menjadikan kondisi fisik tanaman lebih segar dengan batang dan daunnya yang hijau karena mengandung klorofil.

            Dari hasil penelitian, pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan dimulai dengan berkecambahnya biji. Perkecambahan terjadi melalui proses fisika (penyerapan air), proses kimia (aktifitas enzim). Proses perkecambahan dipengaruhi oleh faktor dari luar, yaitu oksigen, suhu, cahaya, kelembapan, dan makanan. Sedangkan faktor dari dalam yaitu, gen dan hormon.
            Faktor eksternal salah satunya cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan setiap organ dan keseluruhan organ. Pengaruh cahaya pada keadaan gelap berpengaruh pada pertumbuhan dan laju perpanjangannya. Tumbuhan di tempat gelap akan tumbuh cepat daripada yang diletakkan di tempat yang terang, akan tetapi tumbuhan akan menjadi pucat karena kekurangan klorofil, kurus telihat layu dan tidak berkembang, keadaan seperti ini disebut dengan etiolasi. Hal tersebut terjadi karena dari dalam keadaan gelap tanaman tidak dapat melakukan fotosintesis untuk membuat makanannya.
Berikut hasil pengamatan penulis mengenai pertumbuhan tanaman di tempat gelap maupun di  tempat terang:
1.      Tabel perkecambahan jagung ci tempat gelap (data kelompok)
Hari
Tempat Percobaan


Gelap
Tipe
Jagung
Rata-rata pertumbuhan kecambah (mm)
Perkecam
Mala
nafis
yani
Wiki
tantri
Rata-rata
Bahan
1
0
0
0
0
0
0
Hipogeal
2
0
0
6,6
3
0,3
1,98
Hipogeal
3
0
2,6
20
13
5,7
8,26
Hipogeal
4
6,66
14
35
33,5
28
23,4
Hipogeal
5
16,66
45,3
53,3
60
35,3
42,1
Hipogeal
6
50,33
80
76,6
99
53
71,8
Hipogeal
7
86,6
99
96,6
144
57,7
96,78
Hipogeal
Rata-rata
22,9
80,3
41,2
50,35
25,7
34,9
Hipogeal
                               Tabel 1.1 hasil pengamatan pertumbuhan tanaman padi di tempat terang
                 Rata-rata pertumbuhan tanaman jagung di tempat gelap adalah 34,9 mm
2.     Tabel perkecambahan jagung di tempat terang (tabel kelompok)
Hari
Tempat perkecambahan

Terang
Tipe
Jagung
Rata-rata pertumbuhan kecambah (mm)
Perkecam
mala
nafis
yani
Wiki
tantri
Rata-rata
Bahan
1
0
0
0
0
0
0
Hipogeal
2
0
0
0
0
2
0,4
Hipogeal
3
0
0,6
0
0
14,3
0,12
Hipogeal
4
0
3,3
6
3
35,7
2,46
Hipogeal
5
2,6
12,6
21,6
5
59
20,16
Hipogeal
6
6
30
37,3
13
81,3
33,52
Hipogeal
7
10,6
43,6
55
26,5
86
45,42
Hipogeal
Rata-rata
2,74
13,7
17,1
6,78
39,8
14,56
Hipogeal
                               Tabel 1.2 hasil pengamatan pertumbuhan tanaman padi di tempat terang
                 Rata-rata pertumbuhan tanaman jagung di tempat terang adalah 14,56 mm

Perkecambahan jagung ;
            Gambar 3.1 pertumbuhan epigeal
Dari percobaan yang telah penulis lakukan, tanaman jagung memiliki tipe perkecambahan hipogeal. Yaitu tipe perkecambahan dimana terjadi pembentangan ruas batang teratas sehingga daun lembaga ikut tertarik keatas tanah, tetapi kotiledon tetap di dalam tanah.
3.     Tabel perkecambahan papaya di tempat terang (tabel kelompok)
Hari
Tempat Percobaan
Terang
Pepaya
Rata-rata pertumbuhan kecambah (mm)
mala
nafis
yani
Wiki
tantri
Rata-rata
1
0
0
0
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
3
0
0
0
0
0
0
4
0
0
0
0
0
0
5
0
0
0
0
0
0
6
0
0
0
0
0
0
7
0
0
0
0
0
0
Rata-rata
0
0
0
0
0
0
         Tabel 1.3 hasil pengamatan pertumbuhan tanaman padi di tempat terang
Rata-rata pertumbuhan tanaman pepaya di tempat terang masih dalam keadaan dorman yaitu 0 mm.

4.     Tabel perkecambahan papaya ditempat gelap (tabel kelompok)
Hari
Tempat Percobaan
Gelap
Pepaya
Rata-rata pertumbuhan kecambah (mm)
mala
nafis
yani
Wiki
tantri
Rata-rata
1
0
0
0
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
3
0
0
0
0
0
0
4
0
0
0
0
0
0
5
0
0
0
0
0
0
6
0
0
0
0
0
0
7
0
0
0
0
0
0
Rata-rata
0
0
0
0
0
0
          Tabel 1.4 hasil pengamatan pertumbuhan tanaman padi di tempat terang

Rata-rata pertumbuhan tanaman pepaya di tempat gelap masih dalam keadaan dorman yaitu 0 mm. Dari percobaan yang telah penulis lakukan menggunakan biji pepaya ternyata tipe perkecambahannya belum diketahui karena biji pepaya selama proses penelitian dalm 7 hari tersebut masih dalam keadaan dorman.
            Dari data diatas dapat kita simpulkan bahwa pertumbuhan tanaman ditempat gelap lebih cepat daripada pertumbuhan tanaman ditempat gelap. Pertumbuhan tanaman jagung ditempat gelap sebanyak 34,9 mm sedangkan pertumbuhan di tempat terang hanya 14,56 mm.
            Sedangkan pertumbuhan tanaman pepaya baik ditempat gelap maupun terang tidak mengalami pertumbuhan. Sehingga jika salah satu fakfor dari perkecambahan tidak terpenuhi  maka biji tanaman tidak dapat mengalami perkecambahan, jikapun mengalami perkecambahan hasilkan akan kurang maksimal.




BAB VI
PENUTUP
A.         Kesimpulan
Dengan data sebagai berikut;
1)      Cahaya mempengaruhi pertumbuhan tanaman karena kecambah lebih cepat tumbuh ditempat yang gelap.
2)      Rata-rata pertumbuhan jagung ditempat yang gelap 34,9 mm dan ditempat yang terang 14 mm.
3)      Rata-rata pertumbuhan pepaya ditempat yang gelap 0 mm dan ditempat yang terang 0 mm.
4)      Benih diktil (papaya) yang kami kecambahkan,tidak ada yang tumbuh karena salah dalam pemilihan benih.
5)      Ciri-ciri tanaman di tempat yang terang yaitu daun berwarna hijau, batang lebih kokoh dan segar
6)      Ciri-ciri tanaman di tempat yang gelap yaitu batang tumbuh memanjang lebih cepat tetapi daun pucat terlihat layu dan tidak berkembang sempurna.
7)      Tipe perkecambahan pada jagung termasuk hipogeal.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa:
Kecepatan tumbuh tanaman di tempat yang berada intensitas cahayanya yaitu di tempat gelap dan terang berbeda. Di tempat gelap tanaman akan lebih cepat tumbuh di bandingkan di tempat terang.Hal tersebut dikarenakan adanya hormon pertumbuhan (auksin). Hormon auksin dalam keadaan gelap tidak dapat terurai sehingga merangsang sel-sel untuk tumbuh lebih panjang, dalam keadaan terang hormon auksin dapat terurai sehingga pertumbuhan tanaman terhambat akan tetapi kecambah yang berada di tempat gelap memiliki kondisi fisik yang kurang segar yaitu daun menguning pucat karena kekurangan klorofil, kurus, dan daun tidak berkembang, sedangkan kecambah di tempat terang meilki kondisi fisik yang lebih segar dengan batang dan daun yang berwarna hijau karena banyak mengandung banyak klorofil.
B.     Saran
Perkecambahan lebih baik ditempatkan di tempat yang gelap,karna konsentrasi hormon auksin tidak tergangu oleh cahaya matahari. Tetapi, setelah berkecambah lebih baik di tempatkan di tempat yang terang agar tumbuhan dapat melakukan fotosintesis untuk membuat makanannya.


DAFTAR PUSTAKA
Firmansyah,Rikky,dkk.2009.Mudah dan Aktif  Belajar Biologi.Jakarta:BSE
Pratiwi,D.A,Sri maryati,Srikini,Suharno & Bambang S.2006.BIOLOGI UNTUK SMA/MA KELAS XII.Jakarta.Penerbit Erlangga



LAMPIRAN
Data Kelas:
Tumbuhan monokotil
Hari
Tempat percobaan
Terang
Rata – rata tinggi tanaman (mm)

I
Jagung
II
Jagung
III
Padi
IV
Padi
V
Jagung
VI
Jagung
Rata - rata
1
0,6
0
0
0
0
0
0,1
2
5,3
1,75
0
0,65
5
0,4
2,183333
3
5,7
11,14
4
0,41
13,3
0,12
5,778333
4
15,3
14,25
8,5
1,32
20
2,46
10,305
5
18,9
61,8
10
2,07
43,3
20,16
26,03833
6
37,4
39
11
10,85
70,33
33,52
33,68333
7
56,3
54,75
15
18,7
85,67
45,42
45,97333
Rata – rata
17,88
26
6,92
33,6
33,9
14,26
22,09333

Hari
Tempat percobaan
Gelap
Rata – rata tinggi tanaman (mm)

I
Jagung
II
Jagung
III
Padi
IV
Padi
V
Jagung
VI
Jagung
Rata - rata
1
1,6
0
0
0
0
0
0,26666667
2
10
3
0
0
13,3
1,98
4,71333333
3
18
9,8
5
2,5
27,33
8,26
11,815
4
40,3
26,3
15
8,75
55
23,4
28,125
5
77,3
39,37
21
16,25
74,6
42,1
45,1033333
6
113,3
54,9
30
26,25
175,3
71,8
78,5916667
7
141,3
88,6
46
52,5
167,6
96,78
98,7966667
Rata – rata
57,38
31,8
77,57
61,25
329,4
34,9
98,7166667









Tumbuhan dikotil
hari
Tempat percobaan
terang
Rata – rata tinggi tanaman (mm)

I
k.hijau
II
k.panjang
III
k.tanah
IV
jeruk
V
semangka
VI
Pepaya
Rata - rata
1
6,1
0
0
0
0
0
1,01
2
11,3
0,8
16
0
0
0
4,68333333
3
17,7
4,4
22
0
0
0
7,35
4
36,63
9
36
0
1
0
13,7716667
5
8,83
16,7
48
0
0,33
0
12,31
6
69,5
24,5
56
0
9
0
26,5
7
85,5
38
81
0
17,33
0
36,9716667
Rata - rata
33,65
13,34
37
0
12,8
0
16,13

hari
Tempat percobaan
Gelap
Rata – rata tinggi tanaman (mm)

I
k.hijau
II
k.panjang
III
k.tanah
IV
jeruk
V
semangka
VI
Pepaya
Rata - rata
1
8,2
0
0
0
0
0
1,36666667
2
16,5
5
0
0
13,3
0
5,8
3
22,5
23,6
0
0
27,33
0
12,2383333
4
39,5
29
85
0
55
0
34,75
5
55,2
40,4
107
0
74,6
0
46,2
6
79,6
58,3
130
0
135,3
0
67,2
7
99,9
83,3
136
0
167,6
0
81,1333333
Rata - rata
45,91
34,25
65,42
0
329,4
0
79,1633333



Related Posts:

0 komentar:

Posting Komentar