KARYA
TULIS ILMIAH TAHUN
2012
INTENSITAS CAHAYA
MEMPENGARUHI KECEPATAN TUMBUH JAGUNG DAN PEPAYA
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kehadirat tuhan yang maha esa yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnyasehingga menyusun karya tulis ilmiah yang berjudul “Pengaruh
Intensitas Cahaya Terhadap Kecepatan Tumbuh” dengan baik dan lancar.
Dalam
menyusun karya tulis ilmiah ini penulis banyak mendapat bimbingan, dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu perkenankan penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada :
1.
Ibu Nor Aidah S.pd selaku pengampu mata
pelajaran Biologi.
2.
Teman – teman kelas XII.IPA.2 atas kerjasamanya.
3.
Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu
–persatuYang telah memberikan bantuan secara langsung maupun tidak langsung yang
telah membantu penulis hingga tersusunnya karya tulis ilmiah ini
Dalam
penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin,
namun penulis menyadari sepenuhnya penyusunan karya tulis ilmiah ini masih jauh
dari sempurna. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan karya ilmiah ini. Semoga karya tulis
ilmiah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya.
Jepara,
17 september 2012
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................................
KATA PENGANTAR
..........................................................................................................
DAFTAR ISI .........................................................................................................................
ABSTRAK.............................................................................................................................
ABSTRACT...........................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN......................................................................................................
A. Latar Belakang
Masalah .............................................................................
B. Rumusan Masalah.....................................................................................
C. Tujuan Penelitian
.................................................................... ...........
D. Manfaat Penelitian.................................................................................
BAB II KAJIAN
TEORI ......................................................................................................
BAB III METODOLOGI
PENELITIAN..............................................................................
A. Tempat dan Waktu Penelitian......................................................................
B. Metode
Penelitian........................................................................................
C. Teknik Pengumpulan
data...........................................................................
BAB IV HIPOTESIS.............................................................................................................
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................................
BAB VI
PENUTUP..................................................................................................
A. Kesimpulan..................................................................................................
B. Saran............................................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................................................
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Hari
|
Tempat
Percobaan
|
||||||
|
Gelap
|
Tipe
|
|||||
Jagung
|
Rata-rata
pertumbuhan kecambah (mm)
|
Perkecam
|
|||||
Mala
|
nafis
|
yani
|
Wiki
|
tantri
|
Rata-rata
|
Bahan
|
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
Hipogeal
|
2
|
0
|
0
|
6,6
|
3
|
0,3
|
1,98
|
Hipogeal
|
3
|
0
|
2,6
|
20
|
13
|
5,7
|
8,26
|
Hipogeal
|
4
|
6,66
|
14
|
35
|
33,5
|
28
|
23,4
|
Hipogeal
|
5
|
16,66
|
45,3
|
53,3
|
60
|
35,3
|
42,1
|
Hipogeal
|
6
|
50,33
|
80
|
76,6
|
99
|
53
|
71,8
|
Hipogeal
|
7
|
86,6
|
99
|
96,6
|
144
|
57,7
|
96,78
|
Hipogeal
|
Rata-rata
|
22,9
|
80,3
|
41,2
|
50,35
|
25,7
|
34,9
|
Hipogeal
|
Tabel 1.1 hasil
pengamatan pertumbuhan tanaman padi di tempat terang
Hari
|
Tempat
perkecambahan
|
|
|||||
Terang
|
Tipe
|
||||||
Jagung
|
Rata-rata
pertumbuhan kecambah (mm)
|
Perkecam
|
|||||
mala
|
nafis
|
yani
|
Wiki
|
tantri
|
Rata-rata
|
Bahan
|
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
Hipogeal
|
2
|
0
|
0
|
0
|
0
|
2
|
0,4
|
Hipogeal
|
3
|
0
|
0,6
|
0
|
0
|
14,3
|
0,12
|
Hipogeal
|
4
|
0
|
3,3
|
6
|
3
|
35,7
|
2,46
|
Hipogeal
|
5
|
2,6
|
12,6
|
21,6
|
5
|
59
|
20,16
|
Hipogeal
|
6
|
6
|
30
|
37,3
|
13
|
81,3
|
33,52
|
Hipogeal
|
7
|
10,6
|
43,6
|
55
|
26,5
|
86
|
45,42
|
Hipogeal
|
Rata-rata
|
2,74
|
13,7
|
17,1
|
6,78
|
39,8
|
14,56
|
Hipogeal
|
Tabel 1.2 hasil
pengamatan pertumbuhan tanaman padi di tempat terang
Hari
|
Tempat
Percobaan
|
|||||
Terang
|
||||||
Pepaya
|
Rata-rata
pertumbuhan kecambah (mm)
|
|||||
mala
|
nafis
|
yani
|
Wiki
|
tantri
|
Rata-rata
|
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
2
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
3
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
4
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
5
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
6
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
7
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
Rata-rata
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
Tabel 1.3
hasil pengamatan pertumbuhan tanaman padi di tempat terang
Hari
|
Tempat
Percobaan
|
|||||
Gelap
|
||||||
Pepaya
|
Rata-rata
pertumbuhan kecambah (mm)
|
|||||
mala
|
nafis
|
yani
|
Wiki
|
tantri
|
Rata-rata
|
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
2
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
3
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
4
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
5
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
6
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
7
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
Rata-rata
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
Tabel 1.4
hasil pengamatan pertumbuhan tanaman padi di tempat terang
DAFTAR GAMBAR
(a)

Gambar 1.1 perkecabahan epigeal (b) gambar 1.2 perkecambahan hipogeal


Struktur biji
jagung struktur
biji pepaya


Gambar 2.1 struktur
biji jagung Gambar 2.2 struktur bji pepaya
Perkecambahan jagung ;


ABSTRAK
Pendahuluan. Penelitian yang
berjudul “Pengaruh Intensitas Cahaya
terhadap Kecepatan Tumbuh” merupakan penelitian yang membahas faktor-faktor
yang menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman khususnya pada perbedaan
intensitas cahaya,dalam meningkatkan kecepatan pertumbuhan tanaman. Teori. Pertumbuhan adalah proses
pertambahan ukuran serta jumlah sel secara irreversible. Jenis metode penelitian.Dalam
penelitian ini kami menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Metode
tersebut dilakukan dengan cara menjelaskan mengenai pengaruh intensitas cahaya
dapat mempengaruhi perbedaan kecepatan tumbuh. Dan membandingkan hasil
percobaan ia tempat gelap dan di tempat terang. Kesimpulan. Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan dapat diambil satu
kesimpulan,bahwa tumbuhan di tempat gelap lebih cepat tumbuh daripada tumbuhan
yang tumbuh di tempat terang. Hal itu terjadi karena di tempat gelap hormon
auksin tidak dapat diuraikan oleh cahaya matahari.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkecambahan
atau germinasi secara teknis adalah permulaan munculnya pertumbuhan aktif yang
menghasilkan pecahnya kulit biji dan munculnya semai (Gardner, 1991). Menurut
J. Derek Bewley dan Michael Black, serta G.Ray Noggle dan George J.Fritz,
ternyata didalam biji - bijian berkecambah terdapat beberapa enzim, salah satu
diantaranya adalah enzim lipase (Bonner, 1976).
Cahaya matahari ditangkap daun
sebagai foton dalam proses fotosintesis, untuk menghasilkan karbohidrat. Tidak
semua radiasi matahari mampu diserap tanaman, cahaya tampak, dengan panjang
gelombang 400 s/d 700 nm. Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang sampai
ke bumi: sudut datang, panjang hari, komposis atmosfer
Cahaya yang diserap daun 1-5%
untuk fotosintesis, 75-85% untuk memanaskan daun dan transpirasi, Sudut datang
matahari (dari suatu titik tertentu di bumi), Keadaan atmosfer (kandungan debu
dan uap air), dan Panjang hari sering menjadi faktor pembatas pertumbuhan di
daerah sub-tropik.
Keberadaan radiasi, sering
terbatas di sub-tropik pada musim tertentu, sehingga kekurangan radiasi
matahari merupakan kendala utama pertanian di sub-tropik. Panjang hari di
daerah tropik tidak terlalu menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari.
Misalnya kecambah yang berada di tempat
terang akan tumbuh lambat. Daunnya yang muncul di antara kotiledon dengan cepat
tumbuh menghijau dan relative tebal, batangnya kuat dan akarnya tumbuh banyak.
Sedangkan kecambah yang berada di tempat gelap akan tumbuh cepat, tetapi
daunnya kecil, tipis kekuningan, batangnya lemah dan akarnya tidak banyak.
Secara keseluruhan tubuhnya lemah, kurus, berwarna kuning, pucat, dam tumbuh
tidak normal. Hal ini disebabkan kekurangan sinar matahari, tentunya UV yang
diperlukan dalam fotosintesis.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti menyusun rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Apakah
ada perbedaan kecepatan tumbuh kecambah ditempat yang terang dan ditempat yang
gelap?
2. Apa
akibatnya jika kecambah disimpan ditempat gelap untuk waktu yang cukup lama?
3. Manakah
yang lebih baik bagi pertumbuhan tanaman, ditempat yang gelap atau ditempat
yang terang?
4. Jelaskan
pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan tanaman!
C.
Tujuan Penelitian
Praktikum 1.1Mengamati Struktur Biji
Ø Mengetahui bagaimana embrio di dalam biji mengawali awal
pertumbuhan jika berada di lingkungan yang sesuai.
Praktikum .2 Faktor
Lingkungan yang Mempengaruhi Perkecambahan
Ø Mengetahui pengaruh faktor lingkungan tertentu terhadap
perkecambahan tanaman melalui metode ilmiah.
Praktikum .5 Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap
Kecepatan Tumbuh
Ø Membandingkan kecepatan tumbuh tanaman di tempat yang berbeda
intensitas cahayanya
D.
Manfaat Penelitian
1.
Melengkapi tugas Biologi
2.
Bahan Informasi bagi warga SMA N 1 Pecangaan pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya
3.
Sumber informasi untuk penelitian selanjutnya
4.
sebagai
sumber informasi bagi petani kecambah dalam menyediakan penyediaan kecambah
5.
Sebagai
sumber informasi dalam pengembangan teknologi pertanian atau perdagangan
6.
Siswa
dapat mempraktekkan kembali cara pembuatan kecambah dalam kehidupan sehari-hari
7.
Siswa
dapat mengetahui perbedaan antara proses perkecambahan yang mendapat sinar
matahari dengan proses perkecambahan yang tidak mendapat sinar matahari.
8.
Siswa
dapat mengetahui kapasitas cahaya yang diperlukan dalam proses perkecambahan.
BAB II
LANDASAN TEORI
Pertumbuhan merupakan proses pertambahan ukuran atau
volume serta jumlah sel secara irreversible,
yaitu tidak dapat kembali ke bentuk semula. Pertumbuhan biasanya diikuti
dengan perkembangan yang merupakan satuan proses yang saling terkait.
Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan diawali dengan perkecambahan biji.
Perkecambahan (germination)
merupakan tahap awal perkembangan suatu tumbuhan. Perkecambahan adalah proses
pertumbuhan dan perkembangan embrio pada tumbuhan. Khususnya tumbuhan berbiji
(dikotil dan monokotil). Dalam tahap ini, embrio didalam biji yang semula
berada pada kondisi dorman mengalami sejumlah perubahan fisiologis yang
menyebabkan ia berkembang menjadi tumbuhan muda. Tumbuhan muda ini dikenal
sebagai kecambah.
Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan sekitar
biji, baik tanah, udara, maupun media lainnya. Perubahan
yang teramati adalah membesarnya ukuran biji yang disebut tahap imbibisi
(berarti "minum"). Biji menyerap air dari lingkungan sekelilingnya,
baik dari tanah maupun udara (dalam bentuk embun atau
uap air. Efek yang terjadi adalah membesarnya ukuran biji karena sel-sel embrio membesar) dan biji
melunak. Proses ini murni fisik. Kehadiran air di dalam sel mengaktifkan sejumlah enzim pekecambahan awal. Terdapat dua Tipe perkecambahan
:
1.
Perkecambahan Epigeal merupakan pertumbuhan memanjang dari hipokotil yang menyebabkan plumula
dan kotiledon terdorong ke permukaan tanah. Tipe ini terjadi pada tumbuhan
dikotil, misalnya kacang panjang. Seperti
pada gambar (a).
2.
Perkecambahan Hipogeal merupakan pertumbuhan memanjang dari epikotil yang menyebabkan plumula
keluar menembus kulit biji dan muncul diatas tanah, tetapi kotiledon tetap
berada di dalam tanah. Tipe ini terjadi pada tumbuhan monokotil, misalnya
jagung (Zea mays). Seperti pada gambar (b).
(a)
Gambar 1.1 perkecabahan epigeal
(b) gambar 1.2 perkecambahan hipogeal
v Faktor – faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan
1.Faktor luar
Ø Makanan
Ø Air
Ø Suhu
Ø Kelembapan
Ø Oksigen
Ø Cahaya
2.Faktor Dalam
Ø Gen
Ø Hormon
BAB
III
METODOLOGI
PENELITIAN
1.Alat dan Bahan
Praktikum 1.1Mengamati Struktur Biji
1.
Biji jagung
2.
Biji kacang
panjang
3.
Pisau.
Praktikum 1.2 Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Perkecambahan
1.
Dua buah pot
yang diisi kapas
2.
Mistar dan alat
tulis
3.
Air
4.
Empat buah biji
jagung
Praktikum 1.5 Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap
Kecepatan Tumbuh
1.
Empat buah pot
yang diisi tanah/kapas
2.
Mistar dan alat
tulis
3.
Air
4.
Empat biji
kacang panjang dan empat biji jagung
2.Tempat dan Waktu penelitian
Tempat :
SMA Negeri 1 Pecangaan
Hari/Tanggal :
Selasa,24 Juli 2012
Jam :
07.00 – 08.30 WIB
3.Cara Kerja
Praktikum 1.1Mengamati Struktur Biji
1.
Amatilah
beberapa biji dikotil (misalnya kacang tanah, kedelai, kacang hijau dan
buncis).
2.
Belahlah biji
dan bandingkan dengan gambar.
3.
Selanjutnya,
amati juga biji jagung (atau tanaman monokotil lainnya), gambarlah dan buatlah
laporan pengamatan.
Praktikum 1.2 Faktor
Lingkungan yang Mempengaruhi Perkecambahan:
1.
Carilah
informasi (misalnya dengan studi pustaka) tentang faktor-faktor lingkungan yang
mempengaruhi proses perkecambahan.
2.
Pilihlah salah
satu faktor dan tulislah sebuah rumusan masalah yang akan kamu teliti.
Contoh
: Apakah suhu berpengaruh pada proses perkecambahan biji tanaman dikotil (biji
kacang panjang).
3.
Tulislah tujuan
penelitian
4.
Tulislah
hipotesis dari penelitianmu
5.
Rencanakan
percobaan secara berkelompok.
Tentukan
:
a.
Variabel
penelitian
b.
Alat dan bahan
yang akan digunakan sebagai perlakuan
c.
Tabel untuk
mencatat data hasil percobaan
d.
Rencana
analisis data dan kesimpulan .
6.
Lakukan
penelitian, carilah data dan lakukan analisis, kemudian buatlah kesimpulan.
7.
Buatlah laporan
penelitian.
Praktikum 1.5 Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap
Kecepatan Tumbuh
1.
Tanamlah dua
biji jagung dan dua biji kacang panjang dalam masing-masing pot. Berilah label
pada kedua pot tersebut. Masing-masing pot I dan pot II, pot III,pot IV.
2.
Letakkan pot I
dan II di tempat yang terang, pot III dan pot IV di tempat yang gelap.
Siramilah setiap hari selama tujuh hari.
3.
Jika biji telah
tumbuh, ukurlah panjang batang (tinggi kecambah) dari keempat tanaman di pot
tersebut. Pengukuran dimulai dari permukaan kapas hingga ujung batang.
4.
Lakukan
pengukuran tersebut setiap hari selama tujuh hari.
5.
Tulislah, hasil
pengamatanmu dalam tabel pengamatan.
6.
Hitunglah
tinggi rata-rata kecambah per hari untuk keempat percobaan tersebut. Di hari ke
tujuh hitunglah rata-rata tinggi kecambah secara keseluruhan untuk setiap
percobaan.
7.
Buatlah grafik
pertumbuhan rata-rata kecambah jagung dan kacang hijau.
8.
Buatlah kesimpulan
tentang kecepatan tumbuh kembang kecambah pada tempat yang berbeda intensitas
cahaya.
BAB IV
HIPOTESIS
1.
Praktikum 1.1`Mengamati
struktur biji
Struktur biji
mnokotil terdiri dari endospermae, kotiledon dan embrio. Sedangkan tanaman
monokotil terdiri atas kotiledon dan embrio.
2.
Praktikum 1.2 Faktor lingkungan
yang mempengaruhi perkecambahan
Suhu berpengaruh terhadap perkecabahan.
3.
Praktikum 1.5 Pengaru
intensitas cahaya terhadap kecepatan tumbuh
Benih yang ditanam di tempat gelap lebih cepat tumbuh.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Praktikum 1.1 Mengamati struktur biji
Struktur biji
jagung struktur
biji pepaya
Gambar 2.1 struktur
biji jagung Gambar 2.2 struktur bji pepaya
Kesimpulan ;
Pada umumnya,tanaman dikotil tidak
mempunyai endospermae. Cadangan makanan disimpan dalam kotiledon (daun embrio).
Pada saat berkecambah , plumula (ujung embrio) diselubungi koleoptil. Sedangkan
calon akar (radikula) di selubungi koleoriza. Bagian pada kecambah di atas
kotiledon di sebut epikotil, dan bagian batang kecambah di bawah kotiledon di
sebut hipokotil.
2. Praktikum 1.2 Faktor Lingkungan yang
Mempengaruhi Perkecambahan
Pertanyaan ;
1.
Pada penelitianmu, jelaskan
manakah yang merupakan
a.
Variabel
bebas
b.
Variabel
terikat
c.
Variabel
kontrol
2.
Apakah,
hipotesismu terbukti? Jika tidak, jelaskan apa penyebabnya!
3.
Apabila
penelitianmu, menggunakan perlakuan dengan jenis biji yang sama dan variabel
bebasnya suhu; pada suhu berapakah terjadi pertumbuhan paling baik? Apakah pada
suhu kamar / di atas atau di bawah kamar?jelaskan mengapa hal itu terjadi!
4.
Apabila penelitianmu menggunakan perlakuan
dengan suhu kamar yang sama dan variabel bebasnya jenis biji, biji apakah yang
paling cepat tumbuh?
5.
Buatlah grafik pertumbuhan dari hasil
penelitianmu!
6.
Bagaimana kesimpulanmu tentang pengaruh
faktor lingkungan “x” (tergantung penelitianmu) terhadap perkecambahan biji?
Jawaban
;
1.
a)Variabel
bebas : variabel yang dibuat bervariasi. Contoh :suhu (terang, gelap).
b)Variabel terikat: faktor yang muncul akibat variabel bebas.
Contoh :pertumbuhan (perbandingan berdasarkan suhu).
c)variabel
kontrol: faktor lain yang ikut berpengaruh yang dibuat sama dan terkendali.
Contoh: air, kapas, biji (jumlah), media.
2. ya,
hipotesis tarbukti, dengan tanaman yang di tanam di tempat gelap lebih cepat
tumbuh.
3. Pertumbuhan
biji yang paling baik berada pada suhu kamar/ suhu optimal yaitu 10°C-38°C
karena jika suhu di atas suhu kamar/ di bawah suhu kamar yaitu di bawah 0°C dan
di atas 45°C, mengakibatkan tumbuhan tidak tumbuh karena enzim terdenaturasi.
4. Biji
jagung dan biji kacang panjang di tempatkan pada suhu kamar yang sama lebih
cepat tumbuh adalah biji jagung.
5. Grafik perkecambahan jagung;
Grafik perkecambahan pepaya;
6. Cahaya
berpengaruh terhadap perkecambahan, apabila biji di tempatkan di tempat gelap
akan lebih cepat tumbuh di bandingkan biji yang di tempatkan di tempat terang,
hal tersebut karena pengaruh hormon auksin. Hormon auksin di tempat gelap tidak
dapat terurai sehingga hormon pertumbuhan (auksin) ini akan terus memacu
pemanjangan batang. Sedangkan di tempat terang hormon auksin akan terurai dan
rusak, sehingga tanaman di tempat gelap akan lebih cepat tumbuh dibandingkan
tanaman di tempat terang.
3.
Praktikum 1.5 Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap Kecepatan Tumbuh
Pertanyaan;
1.
Apakah
ada perbedaan kecepatan tumbuh kecambah di tempat yang terang dan di tempat yang gelap? Jelaskan jawabanmu!
2.
Apa
akibatnya jika kecambah disimpan di tempa gelap untuk waktu yang cukup lama?
Jelaskan!
3.
Menurutmu
manakah yang lebih baik bagi pertumbuhan tanaman, di tempat yang gelap/ tempat
yang terang? Jelaskan jawabanmu!
4.
Jelaskan
pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan tanaman!
Jawaban ;
1.
Ada,
kecambah di
tempat gelap lebih cempat tumbuh di bandingkan kecambah di tempat
terang. Hal ini terjadi karena pengaruh hormon auksin. Hormon auksin sangat
peka terhadap cahaya matahari, bila terkena cahaya matahari,hormon ini akan
terurai dan rusak. Pada keadaan yang gelap, hormon auksin ini tidak terurai
sehingga akan terus memacu pemanjangan batang. Sehingga tanaman di tempat gelap
akan lebih cepat tumbuh dibandingkan kecambah di tempat terang.
2.
Batang
kecambah akan semakin memanjang, dan ini menyebabkan batang kecambah mudah
patah serta kandungan gizi yang ada dalam kecambah akan hilang.
3.
Berdasarkan
hasil penelitian kecambah di
tempat terang lebih baik pertumbuhannya, ini dikarenakan kondisi fisik tanaman
yang kelihatan lebih segar dan tidak pucat serta banyak mengandung klorofil.
4.
Cahaya
berpengaruh terhadap fotosintesis kecambah dan merangsang pembentukan klorofil
sehingga tanaman dapat menghasilkan makanan sendiri, cahaya juga menjadikan
kondisi fisik tanaman lebih segar dengan batang dan daunnya yang hijau karena
mengandung klorofil.
Dari hasil penelitian, pertumbuhan
dan perkembangan pada tumbuhan dimulai dengan berkecambahnya biji.
Perkecambahan terjadi melalui proses fisika (penyerapan air), proses kimia
(aktifitas enzim). Proses perkecambahan dipengaruhi oleh faktor dari luar,
yaitu oksigen, suhu, cahaya, kelembapan, dan makanan. Sedangkan faktor dari
dalam yaitu, gen dan hormon.
Faktor eksternal salah satunya
cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan setiap organ dan keseluruhan organ.
Pengaruh cahaya pada keadaan gelap berpengaruh pada pertumbuhan dan laju
perpanjangannya. Tumbuhan di tempat gelap akan tumbuh cepat daripada yang
diletakkan di tempat yang terang, akan tetapi tumbuhan akan menjadi pucat
karena kekurangan klorofil, kurus telihat layu dan tidak berkembang, keadaan
seperti ini disebut dengan etiolasi. Hal tersebut terjadi karena dari dalam
keadaan gelap tanaman tidak dapat
melakukan fotosintesis untuk membuat makanannya.
Berikut hasil pengamatan penulis mengenai pertumbuhan
tanaman di tempat gelap maupun di tempat
terang:
1.
Tabel perkecambahan jagung ci tempat gelap (data kelompok)
Hari
|
Tempat
Percobaan
|
||||||
|
Gelap
|
Tipe
|
|||||
Jagung
|
Rata-rata
pertumbuhan kecambah (mm)
|
Perkecam
|
|||||
Mala
|
nafis
|
yani
|
Wiki
|
tantri
|
Rata-rata
|
Bahan
|
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
Hipogeal
|
2
|
0
|
0
|
6,6
|
3
|
0,3
|
1,98
|
Hipogeal
|
3
|
0
|
2,6
|
20
|
13
|
5,7
|
8,26
|
Hipogeal
|
4
|
6,66
|
14
|
35
|
33,5
|
28
|
23,4
|
Hipogeal
|
5
|
16,66
|
45,3
|
53,3
|
60
|
35,3
|
42,1
|
Hipogeal
|
6
|
50,33
|
80
|
76,6
|
99
|
53
|
71,8
|
Hipogeal
|
7
|
86,6
|
99
|
96,6
|
144
|
57,7
|
96,78
|
Hipogeal
|
Rata-rata
|
22,9
|
80,3
|
41,2
|
50,35
|
25,7
|
34,9
|
Hipogeal
|
Tabel 1.1 hasil
pengamatan pertumbuhan tanaman padi di tempat terang
Rata-rata
pertumbuhan tanaman jagung di tempat gelap adalah 34,9 mm
2.
Tabel perkecambahan jagung di tempat terang (tabel kelompok)
Hari
|
Tempat
perkecambahan
|
|
|||||
Terang
|
Tipe
|
||||||
Jagung
|
Rata-rata
pertumbuhan kecambah (mm)
|
Perkecam
|
|||||
mala
|
nafis
|
yani
|
Wiki
|
tantri
|
Rata-rata
|
Bahan
|
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
Hipogeal
|
2
|
0
|
0
|
0
|
0
|
2
|
0,4
|
Hipogeal
|
3
|
0
|
0,6
|
0
|
0
|
14,3
|
0,12
|
Hipogeal
|
4
|
0
|
3,3
|
6
|
3
|
35,7
|
2,46
|
Hipogeal
|
5
|
2,6
|
12,6
|
21,6
|
5
|
59
|
20,16
|
Hipogeal
|
6
|
6
|
30
|
37,3
|
13
|
81,3
|
33,52
|
Hipogeal
|
7
|
10,6
|
43,6
|
55
|
26,5
|
86
|
45,42
|
Hipogeal
|
Rata-rata
|
2,74
|
13,7
|
17,1
|
6,78
|
39,8
|
14,56
|
Hipogeal
|
Tabel 1.2 hasil
pengamatan pertumbuhan tanaman padi di tempat terang
Rata-rata
pertumbuhan tanaman jagung di tempat terang adalah 14,56 mm
Perkecambahan jagung ;
Gambar 3.1 pertumbuhan epigeal
Dari percobaan yang telah penulis lakukan, tanaman jagung
memiliki tipe perkecambahan hipogeal. Yaitu tipe perkecambahan dimana terjadi
pembentangan ruas batang teratas sehingga daun lembaga ikut tertarik keatas
tanah, tetapi kotiledon tetap di dalam tanah.
3.
Tabel perkecambahan papaya di tempat terang (tabel kelompok)
Hari
|
Tempat
Percobaan
|
|||||
Terang
|
||||||
Pepaya
|
Rata-rata
pertumbuhan kecambah (mm)
|
|||||
mala
|
nafis
|
yani
|
Wiki
|
tantri
|
Rata-rata
|
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
2
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
3
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
4
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
5
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
6
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
7
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
Rata-rata
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
Tabel 1.3 hasil pengamatan pertumbuhan
tanaman padi di tempat terang
Rata-rata pertumbuhan tanaman pepaya
di tempat terang masih dalam keadaan dorman yaitu 0 mm.
4.
Tabel perkecambahan papaya ditempat gelap (tabel kelompok)
Hari
|
Tempat
Percobaan
|
|||||
Gelap
|
||||||
Pepaya
|
Rata-rata
pertumbuhan kecambah (mm)
|
|||||
mala
|
nafis
|
yani
|
Wiki
|
tantri
|
Rata-rata
|
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
2
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
3
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
4
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
5
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
6
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
7
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
Rata-rata
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
Tabel 1.4
hasil pengamatan pertumbuhan tanaman padi di tempat terang
Rata-rata pertumbuhan tanaman pepaya
di tempat gelap masih dalam keadaan dorman yaitu 0 mm. Dari percobaan yang
telah penulis lakukan menggunakan biji pepaya ternyata tipe perkecambahannya
belum diketahui karena biji pepaya selama proses penelitian dalm 7 hari
tersebut masih dalam keadaan dorman.
Dari
data diatas dapat kita simpulkan bahwa pertumbuhan tanaman ditempat gelap lebih
cepat daripada pertumbuhan tanaman ditempat gelap. Pertumbuhan tanaman jagung
ditempat gelap sebanyak 34,9 mm sedangkan pertumbuhan di tempat terang hanya 14,56
mm.
Sedangkan
pertumbuhan tanaman pepaya baik ditempat gelap maupun terang tidak mengalami
pertumbuhan. Sehingga jika salah satu fakfor dari perkecambahan tidak
terpenuhi maka biji tanaman tidak dapat
mengalami perkecambahan, jikapun mengalami perkecambahan hasilkan akan kurang
maksimal.
BAB VI
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dengan data sebagai berikut;
1)
Cahaya mempengaruhi pertumbuhan
tanaman karena kecambah lebih cepat tumbuh ditempat yang gelap.
2)
Rata-rata pertumbuhan jagung
ditempat yang gelap 34,9 mm dan ditempat yang terang 14 mm.
3)
Rata-rata pertumbuhan pepaya ditempat yang gelap 0 mm dan ditempat yang terang 0 mm.
4)
Benih diktil (papaya) yang kami kecambahkan,tidak
ada yang tumbuh karena salah dalam pemilihan benih.
5)
Ciri-ciri tanaman di tempat
yang terang yaitu daun berwarna hijau, batang lebih kokoh dan segar
6)
Ciri-ciri tanaman di tempat
yang gelap yaitu batang tumbuh memanjang lebih cepat tetapi daun pucat terlihat
layu dan tidak berkembang sempurna.
7)
Tipe perkecambahan pada jagung
termasuk hipogeal.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat
diambil kesimpulan bahwa:
Kecepatan
tumbuh tanaman di tempat yang berada intensitas cahayanya yaitu di tempat gelap
dan terang berbeda. Di tempat gelap tanaman akan lebih cepat tumbuh di
bandingkan di tempat terang.Hal tersebut dikarenakan adanya hormon pertumbuhan
(auksin). Hormon auksin dalam keadaan gelap tidak dapat terurai sehingga
merangsang sel-sel untuk tumbuh lebih panjang, dalam keadaan terang hormon
auksin dapat terurai sehingga pertumbuhan tanaman terhambat akan tetapi kecambah
yang berada di tempat gelap memiliki kondisi fisik yang kurang segar yaitu daun
menguning pucat karena kekurangan klorofil, kurus, dan daun tidak berkembang,
sedangkan kecambah di tempat terang meilki kondisi fisik yang lebih segar
dengan batang dan daun yang berwarna hijau karena banyak mengandung banyak
klorofil.
B.
Saran
Perkecambahan lebih baik
ditempatkan di tempat yang gelap,karna konsentrasi hormon auksin tidak tergangu
oleh cahaya matahari. Tetapi, setelah berkecambah lebih baik di tempatkan di
tempat yang terang agar tumbuhan dapat melakukan fotosintesis untuk membuat
makanannya.
DAFTAR PUSTAKA
Firmansyah,Rikky,dkk.2009.Mudah dan Aktif Belajar Biologi.Jakarta:BSE
Pratiwi,D.A,Sri maryati,Srikini,Suharno & Bambang
S.2006.BIOLOGI UNTUK SMA/MA KELAS XII.Jakarta.Penerbit
Erlangga
LAMPIRAN
Data Kelas:
Tumbuhan monokotil
Hari
|
Tempat percobaan
|
||||||
Terang
|
|||||||
Rata – rata tinggi tanaman (mm)
|
|||||||
|
I
Jagung
|
II
Jagung
|
III
Padi
|
IV
Padi
|
V
Jagung
|
VI
Jagung
|
Rata - rata
|
1
|
0,6
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0,1
|
2
|
5,3
|
1,75
|
0
|
0,65
|
5
|
0,4
|
2,183333
|
3
|
5,7
|
11,14
|
4
|
0,41
|
13,3
|
0,12
|
5,778333
|
4
|
15,3
|
14,25
|
8,5
|
1,32
|
20
|
2,46
|
10,305
|
5
|
18,9
|
61,8
|
10
|
2,07
|
43,3
|
20,16
|
26,03833
|
6
|
37,4
|
39
|
11
|
10,85
|
70,33
|
33,52
|
33,68333
|
7
|
56,3
|
54,75
|
15
|
18,7
|
85,67
|
45,42
|
45,97333
|
Rata – rata
|
17,88
|
26
|
6,92
|
33,6
|
33,9
|
14,26
|
22,09333
|
Hari
|
Tempat percobaan
|
||||||
Gelap
|
|||||||
Rata – rata tinggi tanaman (mm)
|
|||||||
|
I
Jagung
|
II
Jagung
|
III
Padi
|
IV
Padi
|
V
Jagung
|
VI
Jagung
|
Rata - rata
|
1
|
1,6
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0,26666667
|
2
|
10
|
3
|
0
|
0
|
13,3
|
1,98
|
4,71333333
|
3
|
18
|
9,8
|
5
|
2,5
|
27,33
|
8,26
|
11,815
|
4
|
40,3
|
26,3
|
15
|
8,75
|
55
|
23,4
|
28,125
|
5
|
77,3
|
39,37
|
21
|
16,25
|
74,6
|
42,1
|
45,1033333
|
6
|
113,3
|
54,9
|
30
|
26,25
|
175,3
|
71,8
|
78,5916667
|
7
|
141,3
|
88,6
|
46
|
52,5
|
167,6
|
96,78
|
98,7966667
|
Rata – rata
|
57,38
|
31,8
|
77,57
|
61,25
|
329,4
|
34,9
|
98,7166667
|
Tumbuhan dikotil
hari
|
Tempat percobaan
|
||||||
terang
|
|||||||
Rata – rata tinggi tanaman (mm)
|
|||||||
|
I
k.hijau
|
II
k.panjang
|
III
k.tanah
|
IV
jeruk
|
V
semangka
|
VI
Pepaya
|
Rata - rata
|
1
|
6,1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1,01
|
2
|
11,3
|
0,8
|
16
|
0
|
0
|
0
|
4,68333333
|
3
|
17,7
|
4,4
|
22
|
0
|
0
|
0
|
7,35
|
4
|
36,63
|
9
|
36
|
0
|
1
|
0
|
13,7716667
|
5
|
8,83
|
16,7
|
48
|
0
|
0,33
|
0
|
12,31
|
6
|
69,5
|
24,5
|
56
|
0
|
9
|
0
|
26,5
|
7
|
85,5
|
38
|
81
|
0
|
17,33
|
0
|
36,9716667
|
Rata - rata
|
33,65
|
13,34
|
37
|
0
|
12,8
|
0
|
16,13
|
hari
|
Tempat percobaan
|
||||||
Gelap
|
|||||||
Rata – rata tinggi tanaman (mm)
|
|||||||
|
I
k.hijau
|
II
k.panjang
|
III
k.tanah
|
IV
jeruk
|
V
semangka
|
VI
Pepaya
|
Rata - rata
|
1
|
8,2
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1,36666667
|
2
|
16,5
|
5
|
0
|
0
|
13,3
|
0
|
5,8
|
3
|
22,5
|
23,6
|
0
|
0
|
27,33
|
0
|
12,2383333
|
4
|
39,5
|
29
|
85
|
0
|
55
|
0
|
34,75
|
5
|
55,2
|
40,4
|
107
|
0
|
74,6
|
0
|
46,2
|
6
|
79,6
|
58,3
|
130
|
0
|
135,3
|
0
|
67,2
|
7
|
99,9
|
83,3
|
136
|
0
|
167,6
|
0
|
81,1333333
|
Rata - rata
|
45,91
|
34,25
|
65,42
|
0
|
329,4
|
0
|
79,1633333
|
0 komentar:
Posting Komentar