Zaman
Raja-raja Gupta
SAMUDRAGUPTA
(330-375)
Kerajaan
Asyoka yang telah terecah belah itu, dalam abad ke-4 dapat pula di satukan oleh
seorang raja, bernama Samudragupta. Kerajaan yang baru ini hampir menyerupai
kerajaan Maurya dizaman yang lampau. Samudragupta mendapat gelar dari Eropa Napoleon dari India.
Di dalam kekacauan sepeninggal raja
Asyoka, menyerbulah orang Kusyan, suatu bangsa yang berkuasa dari Asia Tengah
ke India. Mereka mendirikan sebuah kerajaan di sebelah utara yang mendukung
seni dan kebudayaan di dalam kerajaan. Agama yang dianutnya adalah Budha
Mahayana.cara memerintahnya dapat di samakan dengan Asyoka, kedudukan
pemerintaha assing tidak lama, setelah raja Kanisjka (Raja Kusjan) mangkat,
panglima-panglima saling bertarung untuk meperebutkan kekuasaan,
Kekuasaan Asing ini medapat
perlawanan dari rakyat India. Oleh usaha Raja-raja magadha yang berassal dari
keturunan Gupta, pengaruh bangsa assingdapat di singkirkan, bukan hanya orang
Asingnya yang di tentang, tapi agamanya juga di tentang. Raja-raja Gupt memeluk
agam Hindu (samudragupta ialah raja Gupta yang kedua). Sifat-sifat kebesaran
seorang rajaada padanya. Sifat yang ini sangat berlainan dengan Raja Asyoka.
Pada tugu yang didirikan Raja Asyoka, Samudragupta mengutus pemahat untuk
memahat kebesaran dan kebesarannya. Bukan Cuma pandai berperang, Raja Gupta
juga piawai menjalankan alat musik dan hapal kitab Veda, kebesaran ini juga di
abadikan di mata uang pada masa itu. Lambang
negaranya adalah Garuda, hewan yang di lambangkan sebagai tunggangan
Dewa Wisnu.
Masa Raja-raj Gupta di anggap
sebagai Masa Keemasan zaman Asing dan
Hindu. Terlihat dari bangunan-bangunan Hindu yang kembali ada pada zaman ini.
Tindakan yang nyata menolak bentuk asing
ini adalah dengan memeranginya dan
membunuh musuh-musuh yag ter tannggkap.Sedang raja-raja bangsa Arya di
terimanya sebagai kerajaan bawahnya.
Pada zaman ini mulai terlihat antara
agama Hindu dan Budha Hinayana saling mempemgaruhi.
Dalam
pemerintahannya, raja Samudragupta merupakan raja yang pemurah bagi rakyatnya.
K di kenal pada era ini. Para pelanggar hukum hanya mendapat hukuman berupa
denda, sedang para pemberontak yang telah tertangkap beberapa kali hanya di potong
tangannya.
Kerajaan yang didirikan pada zaman
Asyoka ini akhirnya lenyap karna serangan suatu bangsa Huna, yang oleg serah
Tiongkok di sebut Sjungnu. Kek ayaan alam dari daerah lah yang meenarik bangsa
asing untuk merampasnya. Ketika Atilla raja Huna yang di sebelah barat itu
mengacaukan seluruh eropa pada abad kelima, maka timbullah kekacauan di India
yang di sebabkan oleh orang Sjiungnu, mereka memusnahkan kuil-kuil dan
bihara-bihara yang ada di India Utara. Hidup mewah pada zaman Gupta melemahkan
para Ksatrya untuk menjaga gerbang Kaybar di sebelah Utara. India jatuh kembali
ke dalam tangan asing dan baru pada abad ke-7 ada raja yang dapat melepaskan
negeri itu dari kekuasaan asing tersebut.
HARSYA
(660-647)
Pada
abad ke-7 muncullah seorang raja bernama Harsya. Menurut silsilah dia berasal
dari keturunan raja. Ibunya berasal dari keturunan Gupta. Ayahnya yang
memerintah pad abad ke-7 meyuruh anak sulungnya, kakak dari Harsya untuk
meemerangi bangsa Huna di sebelah utara,
sementara pada waktu itu harsya baru berusia 15 tahun dan hanya
bersenang-senang dengan berburu di pegunungan.
Akan tetapi hal yang tak terduga
muncul, sang ayahanda mengalami sakit keras dan meninggal dunia, Harsya yang
mendengar berita itu pun segera kembali ke Stanishvara. Ibunyapun menjalakan
satti ( sukarela membunuh diri karena tidak mau mati di dahului suaminya).
Ketika raja-raja yangberada di bawah pemerintahannya mendengar berita itu dan
tahu bahwa raja penggantinya adalah anak kecil yang belum mengerti apa-apa,
mereka mencoba membunuhnya, akhirnya suami dari saudara perempuan Harsya
terbunuh. Ketika raja menuntut balas ia pun di bunuh, dan akhirnya Harsya naik
tahta. Satu persatu daerah Aryavarta di taklukan oleh Harsya, para
pemberontakpun di musnahkannya.
Pada era ini banyak juga masyarakat
India yang merasa terancam dan lari ke daerah lain , dan Indonesia adalah salah
satunya. Hubungan antara India-Indonesia pada zaman Gupta sangat ramai. Raja
Balaputra dan Sriwijara menyuruh untuk membuat Bihara di Nalando. Tempat ini di
dirikan untuk persinggahan paramusafir Idonesia yang berkunjung ke sana.
Harsya adalah raja yang selalu
berkeliling mengamati rakyat secara langsung, beliau memberi hukuman dan hadiah
pada rakyatnya. Ia juga seelalu melakukan hubungan dengan luar negeri.
Harsya memeluk agama Budh karena
bertemu seorang musafir dari Tionghoa, Syuang-tsan. Meskipun Harsya seorang Budha Mahayana,
Harsya tetap adil terhadap agama-agama lain. Selain piawai dalam memerintah,
Harsya jug handal dalam hal sastra.
Setelah Harsya tak ada lagi raja
yang cakap dan piawai memimpin negara, hingga Harsya diberi gelar bumiputera yang terakhir di India. Kekacauan
yang terjadi di mana-mana ini yang memudahkan islam untuk masuk ke dalam India.
0 komentar:
Posting Komentar