Minggu, 19 Januari 2014

Zaman Raja-raja Gupta


Zaman Raja-raja Gupta
SAMUDRAGUPTA (330-375)
Kerajaan Asyoka yang telah terecah belah itu, dalam abad ke-4 dapat pula di satukan oleh seorang raja, bernama Samudragupta. Kerajaan yang baru ini hampir menyerupai kerajaan Maurya dizaman yang lampau. Samudragupta mendapat gelar dari Eropa Napoleon dari India.
            Di dalam kekacauan sepeninggal raja Asyoka, menyerbulah orang Kusyan, suatu bangsa yang berkuasa dari Asia Tengah ke India. Mereka mendirikan sebuah kerajaan di sebelah utara yang mendukung seni dan kebudayaan di dalam kerajaan. Agama yang dianutnya adalah Budha Mahayana.cara memerintahnya dapat di samakan dengan Asyoka, kedudukan pemerintaha assing tidak lama, setelah raja Kanisjka (Raja Kusjan) mangkat, panglima-panglima saling bertarung untuk meperebutkan kekuasaan,
            Kekuasaan Asing ini medapat perlawanan dari rakyat India. Oleh usaha Raja-raja magadha yang berassal dari keturunan Gupta, pengaruh bangsa assingdapat di singkirkan, bukan hanya orang Asingnya yang di tentang, tapi agamanya juga di tentang. Raja-raja Gupt memeluk agam Hindu (samudragupta ialah raja Gupta yang kedua). Sifat-sifat kebesaran seorang rajaada padanya. Sifat yang ini sangat berlainan dengan Raja Asyoka. Pada tugu yang didirikan Raja Asyoka, Samudragupta mengutus pemahat untuk memahat kebesaran dan kebesarannya. Bukan Cuma pandai berperang, Raja Gupta juga piawai menjalankan alat musik dan hapal kitab Veda, kebesaran ini juga di abadikan di mata uang pada masa itu. Lambang  negaranya adalah Garuda, hewan yang di lambangkan sebagai tunggangan Dewa Wisnu.
            Masa Raja-raj Gupta di anggap sebagai Masa Keemasan  zaman Asing dan Hindu. Terlihat dari bangunan-bangunan Hindu yang kembali ada pada zaman ini. Tindakan yang nyata menolak  bentuk asing ini adalah dengan  memeranginya dan membunuh musuh-musuh yag ter tannggkap.Sedang raja-raja bangsa Arya di terimanya sebagai kerajaan bawahnya.
            Pada zaman ini mulai terlihat antara agama Hindu dan Budha Hinayana saling mempemgaruhi.
Dalam pemerintahannya, raja Samudragupta merupakan raja yang pemurah bagi rakyatnya. K di kenal pada era ini. Para pelanggar hukum hanya mendapat hukuman berupa denda, sedang para pemberontak yang telah tertangkap beberapa kali hanya di potong tangannya.
            Kerajaan yang didirikan pada zaman Asyoka ini akhirnya lenyap karna serangan suatu bangsa Huna, yang oleg serah Tiongkok di sebut Sjungnu. Kek ayaan alam dari daerah lah yang meenarik bangsa asing untuk merampasnya. Ketika Atilla raja Huna yang di sebelah barat itu mengacaukan seluruh eropa pada abad kelima, maka timbullah kekacauan di India yang di sebabkan oleh orang Sjiungnu, mereka memusnahkan kuil-kuil dan bihara-bihara yang ada di India Utara. Hidup mewah pada zaman Gupta melemahkan para Ksatrya untuk menjaga gerbang Kaybar di sebelah Utara. India jatuh kembali ke dalam tangan asing dan baru pada abad ke-7 ada raja yang dapat melepaskan negeri itu dari kekuasaan asing tersebut.
HARSYA (660-647)
Pada abad ke-7 muncullah seorang raja bernama Harsya. Menurut silsilah dia berasal dari keturunan raja. Ibunya berasal dari keturunan Gupta. Ayahnya yang memerintah pad abad ke-7 meyuruh anak sulungnya, kakak dari Harsya untuk meemerangi  bangsa Huna di sebelah utara, sementara pada waktu itu harsya baru berusia 15 tahun dan hanya bersenang-senang dengan berburu di pegunungan.
            Akan tetapi hal yang tak terduga muncul, sang ayahanda mengalami sakit keras dan meninggal dunia, Harsya yang mendengar berita itu pun segera kembali ke Stanishvara. Ibunyapun menjalakan satti ( sukarela membunuh diri karena tidak mau mati di dahului suaminya). Ketika raja-raja yangberada di bawah pemerintahannya mendengar berita itu dan tahu bahwa raja penggantinya adalah anak kecil yang belum mengerti apa-apa, mereka mencoba membunuhnya, akhirnya suami dari saudara perempuan Harsya terbunuh. Ketika raja menuntut balas ia pun di bunuh, dan akhirnya Harsya naik tahta. Satu persatu daerah Aryavarta di taklukan oleh Harsya, para pemberontakpun di musnahkannya.
            Pada era ini banyak juga masyarakat India yang merasa terancam dan lari ke daerah lain , dan Indonesia adalah salah satunya. Hubungan antara India-Indonesia pada zaman Gupta sangat ramai. Raja Balaputra dan Sriwijara menyuruh untuk membuat Bihara di Nalando. Tempat ini di dirikan untuk persinggahan paramusafir Idonesia yang berkunjung ke sana.
            Harsya adalah raja yang selalu berkeliling mengamati rakyat secara langsung, beliau memberi hukuman dan hadiah pada rakyatnya. Ia juga seelalu melakukan hubungan dengan luar negeri.
            Harsya memeluk agama Budh karena bertemu seorang musafir dari Tionghoa, Syuang-tsan.  Meskipun Harsya seorang Budha Mahayana, Harsya tetap adil terhadap agama-agama lain. Selain piawai dalam memerintah, Harsya jug handal dalam hal sastra.
            Setelah Harsya tak ada lagi raja yang cakap dan piawai memimpin negara, hingga Harsya diberi gelar  bumiputera yang terakhir di India. Kekacauan yang terjadi di mana-mana ini yang memudahkan islam untuk masuk ke dalam India.

Sihombing, O.D.P. 1962. India Sedjarah dan Kebudajaannja. Bandung: Sumur Bandung.

Related Posts:

0 komentar:

Posting Komentar