Kamis, 20 Maret 2014

Dunia Santriku...

Kau pernah hidup dalam lingkaran kehidupan santri? . kalau belum, kurasa kau harus merasakannya. didunia ini  kau dapat melihat apa yang tak dapat dilihat oleh orang lain, bukan mistik atau klenik tentunya, hanya kahidupan anak-anak manusia yang mencari ilmu agama :) . Dipondokku yang sekarang sangat luar biasa, awalnya aku berfikir memandang laki-laki lain yang bukan mahromnya itu biasa, aku menganggap aneh mereka yang sangat sungkan jika bertemu lawan jenis disini. namun lama-kelamaan, aku tersihir juga oleh tempat ini. aku merasa sungkan jika melhat langsung ke arah kang-kang e (sebutan untuk santri putra), entah kenapa, sepertinya itu adalah hal yang sangat tabuh jika kau lakukan disini. sekalipun mereka berada tepat didepanmu, kau akan memilih untuk menunduk dan tak menatap secara langsung, kecuali jika memang itu dibutuhkan karena udzur syar'i (sebutan untuk alasan/halangan yang sangat pokok). namun taukah kau? hubungan seperti itu tak kekal jika diluar pondok :D . maksudku, jika dikampus, antara mbak'e dan kang'e bergaul seperti layaknya mahasisiwa biasa, mereka berbicara dan bertegur sapa, tapi tetap dalam lingkar santri (tak keluar batas, karna masing-masing tahu saat dimana mereka harus tertawa, dan terdiam). bagi beberapa santri yang teguh pada pendiriannnya, mereka tetpa menjaga jarak meskipun dikampus, namun tentu saja, itu tak menghalangi aktivitas kami 'para santri'.
Kau tahu apa lagi yang sangat ajaib disini? . Damainya hati saat kau menengadahkan tangan, berdoa setelah sholat, wirid bersama di aula tempat sholat. tenganya jiwa yang seolah menyampaikan bahwa kau sangat dekat dengan sang pencipta kehidupan, menyadarkanmu bahwa kau tak mampu apa-apa tanpa-NYA. 
Hal lain yang membuat tempat ini istimewa adalah kau akan dapatkan banyak saudara baru, kakak baru, adik baru, Abah baru, Umi baru, bahkan kembaran baru :D . kau akan merasakan hidup bersama orang banyak yang tak selalu mulus, kadang harus ndongkol  karena antrian kamar mandi diserobot, kebingungan karena barag-barangmu tertukar dengan orang lain, antri saat mengambil maka, berdesakan saat tidur walau hanya beralaskan kasur lipat tipis. namun semua itu tak kan terasa saat kau sedang makan es-krim yang hanya satu tapi dikrubuti banyak sendok, masak nasi goreng rame-rame, ngakak bareng saat kalah main game dikamar, berpelukan bareng saat ada yang nangis, dikompres saat kau sedang sakit, jalan-jalan bareng dan tak lupa foto-foto dimana saja :D . itulah hal-hal yang akan sangat kau rindukan. 

Disini kami tak seperti anak kost yang punya kamar hanya untuk tempat tidur, pondok ini adalah rumah kami, tempat kami berteduh, tempat kami bersenang-senang, dan tempat kami belajar. kami jadi manusia yang berbeda sebab apa yang kami pelajari selama jadi mahasiswa, bukan cuma materi perkuliahan dari kampus, namun juga ilmu agama yang sangat banyak. Kami 'mengaji' bandongan (istilah untuk ngaji yang menggunakan metode mendengarkan, yaitu ustadz/ustadzah yang membacakan kitab kuning, dan kami yang menulis artinya dengan huruf pegon, yaitu tulisan dengan buruf arab namun menggunakan bahasa jawa, tak sedikit santri yang berasal dari kota-kota di Jawa Barat kesulitan dalam hal ini :D . Selain bandongan ada juga sorogan, yaitu system pembelajaran dengan cara menyetorkan hafalan dari kitab yang dipelajari, kepada ustadz/ustadzah yang mengampu. Ada lagi system Madrasah Diniyah, yaitu seperti sekolah, santri mendapat materi dalam kelas-kelas yang berbeda sesuai dengan kemampuan santri tersebut, dari kelas 1 sampai kelas 5, namun kelas 5 adalah bagi ustadz/ustadzah yang mengajar, materi yang diajarkan berupa Nahwu, Sorof, Tajwid, Kaifil Ma’ani, dan Fiqih. Ustadz dan Ustadzah mayoritas berasal dari santri disini sendiri yang telah memenuhi syarat dan mumpuni dalam mengajar, tak sedikit juga Ustadz dan Ustadzah yang masih semester rendah, namun meampuan agamanya tak dapat diremehkan. Banyak juga Ustadz/Ustadzah yang berasal dari luar pondok, yang didatangkan untuk mengajar disini.
Hal yang membuat galau kadang itu ketika ada acara dikampus pada jam malam, kan dipondok ini ada jam malam, dilarang keluar/masuk pondok diatas jam 9, jadi ya resiko kalau ada acara diatas jam 9, aku beberapa kali nginep dikost teman -_-‘. Hal lain juga karena izin untuk pulang hanya dibatasi 4 hari dalam 1 bulan, jadi kita benar-benar diajarkan untuk terbiasa hidup jauh dari rumah, benar-benar jadi santri :D . Disini untuk urusan berpakaian juga tak main-main, untuk kang’e itu diterapkan peraturan dilarang memakai celana pendek, kecuali didalam kamar dan saat Ro’an (bersih-bersih seluruh pondok tiap satuu minggu sekali dihari minggu), tak boleh memakai kaos saat mengaji. Untuk mbak’e jauh lebih ketat, tak boleh memakai baju lengan 3/4, bajuberkerut juga tidak diperbolehkan, dilarang memakai celana atau rok bawahan bernahan jins dan pakaian yang ketat (biasanya untuk rok jins masih diperkenankan jika hanya untuk kuliah). Tak boleh memakai pakaian yang ketat, memanjangkan jilbab hingga menutup dada, intinya memakai pakaian-pakaian yang syar’I sesuai Islam, namun namanya peraturan pasti tetap ada yang melanggar, maka dari itu dari pihak pengurus mengadakan gledak baju tiap tiga bulan sekali. Aku juga kena satu baju dan satu celana waktu penggeledahan pertama,, -_-‘ hmmm.

Apalagi ya yang belum kuceritakan? Oh ya, ini tenatang kang’e dan mbak’e :D . Dibalik peraturan santri dilarang berpacaran, tetep,, pelanggaran itu terjadi. Ya,, anekdot yang digunakan sih “kan gak boleh berpacaran, tapi kan gak disebutkan gak boleh punya pacar :D “ ,, seperti itulah, tetap ada hubungan antara mbak’e dan kang’e, biasanya, kalau mau ngirimin sesuatu antara mbak’e dan kang’e itu dilewatkan pintu doraemon :D , yaitu jendela kecil memanjang di koprasi dengan ukuran kira-kira 50 x 120 cm. Biasanya  sih santri-santri udah paham dengan sendirinya mana saja santri yang punya hubungan antara mbak’e dan kang’e. itu sekelumit kisah unik dari kegilaan santri disin :D





Namun dari kisah-kisah diatas, semua itu adalah gambaran kecil tentang kehidupan yang begitu luas dari pondok Aswaja-ku,, jauh lebih banyak hal yang tak dapat kutulis disini, pahit-manisnya, tawa-tangisnya, dan semuanya yang mengajarkan kami untuk hidup yang jauh lebih besar esok hari. J
Jika kau merasa harimu penuh dengan kegusaran dengan kehidupan yang biasa dan jauh dari kedamaian hati, datang kemari, mumgkin aku dapat berbagi sedikit kedamaian yang kurasakan disini, diantara orang-orang luar biasa yang mungkin tak kan kau temukan dimanapun J

Gong Raksaksa dan Perang Obor dari Jepara


Gong Raksaksa dan Perang Obor dari Jepara
Kita sering mendengar bahwa Jepara terkenal dengan Kartini. Yang tak kalah terkenal dari Jepara juga selogan “Jepara Kota Ukir” dan “Gugusan Kepulauan Karimunjawa”, Namun dibalik itu semua masih ada banyak hal menarik dari Jepara, beberapa dari itu adalah tentang gong perdamaian dunia yang diproduksi di Jepara dan tentang sebuah tradisi unuk yaitu perang obor. J
untitled.JPG            Anda pernah melihat  gong perdamaian dunia di Bali yang dipasang pasca ledakan bom bali 2002? Taukah dimana dan bagaimana gong sebesar itu dibuat?. Dan pertanyaan itu akan terjawab di Jepara. Di desa Plajan Kecamatan Pakis Aji Kabupaten Jepara. Di Desa yang berjarak 22 Km dari ibu kota Jepara ini juga terdapat gong perdamaian dunia berusia lebih dari 450 tahun yang dimiliki oleh ibu Musrini, beliau merupakan ahli waris pemilik gong generasi ketujuh. Menurut para ahli, gong tersebut dibuat oleh seorang wali utama pada kerajaan Demak. Gong perdamaian dunia yang diproduksi di Desa Plajan telah dikirim ke 46 negara. Diantaranya merupakan Gong Perdamaian Asia-Afrika dan Gong yang berada di gedung Putih Amerika Serikat. Sekarang produksi gong perdamaian ini dikelola oleh bapak Djuyoto Suntani yang memiliki mimpi besar untuk menyatukan dunia, dan gong inilah yang menjadi simbol perdamaian dunia itu. Selain replika gong perdamaian dunia, di Desa wisata yang dapat ditempuh kurang lebih 30 menit dari pusat kota ini dibangun juga museum gong perdamaian dunia yang dinamakan situs pusat bumi, karena didalamnya akan dikumpulkan tanah-tanah dari 202 negara, namun sekarang baru terkumpul sebanyak 132 negara.
index.jpg            Hal lain yang jarang terekspose dari Jepara adalah sebuah tradisi unik sarat makna, yaitu Perang Obor.  Ini adalah ritual sedekah bumi yang bertujuan untuk tolak bala dan rasa syukur atas penen yang melimpah. Diadakan pada senin pahing malam selasa pon atau sepuluh hari pada bulan Dzulhijjah di desa Tegalsambi, 3 Km dari pusat Kota Jepara ini dilaksanakan tiap tahunnya. Perang obor dimulai dengan doa bersama dirumah kepala desa setempat dilanjutkan dengan saling memukulkan senjata berupa pelepah kelapa dan daun pisang yang telah mongering. Obor tersebut setinggi 3 meter dan berdiameter kurang lebih 10 cm. uniknya perang obor ini hanya boleh di lakukan oleh laki-laki dewasa asli penduduk Tegalsambi.
            Demikian deskripsi singkat dari keunikan lain di Jepara. Jangan lupa menyempatkan mampir ke destinasi-destinasi diatas saat berkunjung ke Jepara.           @shofwatul_mala  ^_^