Kamis, 20 Maret 2014

Gong Raksaksa dan Perang Obor dari Jepara


Gong Raksaksa dan Perang Obor dari Jepara
Kita sering mendengar bahwa Jepara terkenal dengan Kartini. Yang tak kalah terkenal dari Jepara juga selogan “Jepara Kota Ukir” dan “Gugusan Kepulauan Karimunjawa”, Namun dibalik itu semua masih ada banyak hal menarik dari Jepara, beberapa dari itu adalah tentang gong perdamaian dunia yang diproduksi di Jepara dan tentang sebuah tradisi unuk yaitu perang obor. J
untitled.JPG            Anda pernah melihat  gong perdamaian dunia di Bali yang dipasang pasca ledakan bom bali 2002? Taukah dimana dan bagaimana gong sebesar itu dibuat?. Dan pertanyaan itu akan terjawab di Jepara. Di desa Plajan Kecamatan Pakis Aji Kabupaten Jepara. Di Desa yang berjarak 22 Km dari ibu kota Jepara ini juga terdapat gong perdamaian dunia berusia lebih dari 450 tahun yang dimiliki oleh ibu Musrini, beliau merupakan ahli waris pemilik gong generasi ketujuh. Menurut para ahli, gong tersebut dibuat oleh seorang wali utama pada kerajaan Demak. Gong perdamaian dunia yang diproduksi di Desa Plajan telah dikirim ke 46 negara. Diantaranya merupakan Gong Perdamaian Asia-Afrika dan Gong yang berada di gedung Putih Amerika Serikat. Sekarang produksi gong perdamaian ini dikelola oleh bapak Djuyoto Suntani yang memiliki mimpi besar untuk menyatukan dunia, dan gong inilah yang menjadi simbol perdamaian dunia itu. Selain replika gong perdamaian dunia, di Desa wisata yang dapat ditempuh kurang lebih 30 menit dari pusat kota ini dibangun juga museum gong perdamaian dunia yang dinamakan situs pusat bumi, karena didalamnya akan dikumpulkan tanah-tanah dari 202 negara, namun sekarang baru terkumpul sebanyak 132 negara.
index.jpg            Hal lain yang jarang terekspose dari Jepara adalah sebuah tradisi unik sarat makna, yaitu Perang Obor.  Ini adalah ritual sedekah bumi yang bertujuan untuk tolak bala dan rasa syukur atas penen yang melimpah. Diadakan pada senin pahing malam selasa pon atau sepuluh hari pada bulan Dzulhijjah di desa Tegalsambi, 3 Km dari pusat Kota Jepara ini dilaksanakan tiap tahunnya. Perang obor dimulai dengan doa bersama dirumah kepala desa setempat dilanjutkan dengan saling memukulkan senjata berupa pelepah kelapa dan daun pisang yang telah mongering. Obor tersebut setinggi 3 meter dan berdiameter kurang lebih 10 cm. uniknya perang obor ini hanya boleh di lakukan oleh laki-laki dewasa asli penduduk Tegalsambi.
            Demikian deskripsi singkat dari keunikan lain di Jepara. Jangan lupa menyempatkan mampir ke destinasi-destinasi diatas saat berkunjung ke Jepara.           @shofwatul_mala  ^_^

Related Posts:

0 komentar:

Posting Komentar