Gimana
kabar, kamu ?
Kamu yang entah sekarang sedang berada di koordinat
berapa, di belahan bumi sebelah mana, sedang dalam aktivitas apa dan melewati kehidupan bersama siapa?
Gimana
kabar, kamu?
Kamu yang selalu tumaninah dalam setiap gerakan sholat
hingga setiap ayat suci Allah terpanjatkan
dengan ritme yang
indah serta teralun pelan.
Gimana
kabar kamu?
Kamu yang membuatku sangat bersyukur setiap kali alam semesta bersekongkol membuat kita bertemu.
Gimana
kabar kamu?
Kamu yang sederhana dan membuat aku merasa surga Allah
begitu dekat jika bersamamu. Itu saja.
Selanjutnya, untuk kalian yang juga, entah sekarang sedang berada di koordinat berapa. Di sisi bumi bagian mana.
Apa kalian masih ingat bahwa kita pernah berada dalam perahu yang
sama, bercengkrama sambil mengimbangi energi kinetik pada aliran sungai yang
seringkali menuntut kita untuk menyamakan momentum pergerakan?
Apa
kalian masih ingat bahwa kita pernah berada dalam perut bumi,
berjalanan dengan kecepatan konstan dalam intensitas cahaya yang minim?
Apa kalian masih ingat bahwa
kita pernah bersandar di tembok yang sama, bernafas pelan, saat energi semakin menipis akibat besarnya gaya yang bekerja pada
percepatan yang berubah-ubah di tubuh kita?
Apa kalian masih ingat, sudah
berapa pangkat berapa ditambah berapa pangkat berapa langkah yang kita lakukan
pada waktu yang sama untuk melewati area-area dengan berbagai sudut kemiringan,
variasi suhu, fluktuasi tekanan, serta perbedaan kecepatan aliran angin yang kerap kali
hampir membuat kata “menyerah” hadir, namun seolah pelangi yang hanya singgah
sesaat, kata “menyerah” itu berhasil dienyahkan.
Dan yang terpenting, apa kalian masih ingat bahwa, di salah satu bibir pantai yang dimiliki daratan Pulau
Jawa, kita pernah membuat kesepakatan untuk selalu meng-kohesi-kan hati kita
dan untuk selalu menjadi planet-planet yang selalu berputar di galaksi yang
sama?
Planet-planet itu memiliki komposisi yang berbeda,
berotasi dengan waktu berbeda, berevolusi dalam kecepatan yang tidak sama, namun akan selalu berada dalam satu galaksi. Ia tak
pernah mau keluar dari orbitnya. Saling memiliki meski tak saling
bergandeng tangan.
Semoga
kita slalu seperti itu, seperti prasasti yang di dalamnya terdapat catatan
kisahnya yang sekarang sangat berharga.
Seperti
sejarah yang terlukis dengan indah, tak dapat kembali namun kan slalu terkenang
di hati kita.
Seperti
sederhananya keinginan Kartini tuk pendidikan anak cucunya, namun luar biasa
bagi dunia.
Seperti
indahnya sumpah Gajah Mada yang menggetarkan semesta.
Apa
itu terlalu berlebihan?
Kurasa
tidak jika dibandingkan dengan indahnya semesta dengan hamparan langit birunya.
Semoga
Allah slalu membawa kita dalam jalan yang diridlohi-Nya.
Semoga
Allah slalu memudahkan jalan kita dimanapun berada, semoga J
Always
be my brada and my sista, lup yu ;)
0 komentar:
Posting Komentar