Selasa, 03 November 2015

Gimana Kabar, Kamu?

Gimana kabar, kamu ?


Kamu yang entah sekarang sedang berada di koordinat berapa, di belahan bumi sebelah mana, sedang dalam aktivitas apa dan melewati kehidupan bersama siapa?


Gimana kabar, kamu?


Kamu yang selalu tumaninah dalam setiap gerakan sholat hingga setiap ayat suci Allah terpanjatkan dengan ritme yang indah serta teralun pelan.


Gimana kabar kamu?


Kamu yang membuatku sangat bersyukur setiap kali alam semesta bersekongkol membuat kita bertemu.


Gimana kabar kamu?


Kamu yang sederhana dan membuat aku merasa surga Allah begitu dekat jika bersamamu. Itu saja.


Selanjutnya, untuk kalian yang juga, entah sekarang sedang berada di koordinat berapa. Di sisi bumi bagian mana.


 Apa kalian masih ingat bahwa kita pernah berada dalam perahu yang sama, bercengkrama sambil mengimbangi energi kinetik pada aliran sungai yang seringkali menuntut kita untuk menyamakan momentum pergerakan?


Apa kalian masih ingat bahwa kita pernah berada dalam perut bumi, berjalanan dengan kecepatan konstan dalam intensitas cahaya yang minim?


Apa kalian masih ingat bahwa kita pernah bersandar di tembok yang sama, bernafas pelan, saat energi semakin menipis akibat besarnya gaya yang bekerja pada percepatan yang berubah-ubah di tubuh kita?


Apa kalian masih ingat, sudah berapa pangkat berapa ditambah berapa pangkat berapa langkah yang kita lakukan pada waktu yang sama untuk melewati area-area dengan berbagai sudut kemiringan, variasi suhu, fluktuasi tekanan, serta perbedaan kecepatan aliran angin yang kerap kali hampir membuat kata “menyerah” hadir, namun seolah pelangi yang hanya singgah sesaat, kata “menyerah” itu berhasil dienyahkan.


Dan yang terpenting, apa kalian masih ingat bahwa, di salah satu bibir pantai yang dimiliki daratan Pulau Jawa, kita pernah membuat kesepakatan untuk selalu meng-kohesi-kan hati kita dan untuk selalu menjadi planet-planet yang selalu berputar di galaksi yang sama?


Planet-planet itu memiliki komposisi yang berbeda, berotasi dengan waktu berbeda, berevolusi dalam kecepatan yang tidak sama, namun akan selalu berada dalam satu galaksi. Ia tak pernah mau keluar dari orbitnya. Saling memiliki meski tak saling bergandeng tangan.


Semoga kita slalu seperti itu, seperti prasasti yang di dalamnya terdapat catatan kisahnya yang sekarang sangat berharga.


Seperti sejarah yang terlukis dengan indah, tak dapat kembali namun kan slalu terkenang di hati kita.


Seperti sederhananya keinginan Kartini tuk pendidikan anak cucunya, namun luar biasa bagi dunia.


Seperti indahnya sumpah Gajah Mada yang menggetarkan semesta.


Apa itu terlalu berlebihan?


Kurasa tidak jika dibandingkan dengan indahnya semesta dengan hamparan langit birunya.


Semoga Allah slalu membawa kita dalam jalan yang diridlohi-Nya.


Semoga Allah slalu memudahkan jalan kita dimanapun berada, semoga J


Always be my brada and my sista, lup yu ;)



Related Posts:

0 komentar:

Posting Komentar