Kamis, 18 Mei 2017

Aku Mundur

Aku kalah, mungkin.

Terimakasih, kau beri aku senyum yang sempat hilang dari beberapa waktu lalu.

Sudah pagi katanya, kau berhak menerima cahaya dari mentarimu yang terik. Aku hanya cahaya kecil di malam harimu, yang sesaat menemanimu begadang tanpa tujuan pasti, entah aku juga tak tahu apa tujuanmu terjaga hingga ufuk timur menunjukkan keelokannya, tapi aku tetap berterimakasih. Kau pernah hadir.

Oke fix, aku mundur. Aku pamit, aku kembali.

Sampaikan pesan maaf untuk kelancanganku. Sesaat kufikir aku bisa mengalahkan sinarnya. Sesaat aku fikir, aku bisa terus bertahan menemani malam dan kopi hitammu. Sesaat aku fikir aku bisa tinggal untuk waktu yang lama di sampingmu, tapi aku salah, dan sekarabg aku kalah.

Sampaikan pula ucapan terimakasihku untuknya, tuk mentarimu yang cerah. Aku tak bisa secerah sinarnya, karena aku hanya pelita yang pasti akan redup sinarnya dan kalah dari mentarimu.

Selamat kembali ke mentarimu, jangan kau toleh aku dan jangan kau ceritakan pada hari-harimu kelak tentang aku. Aku sudah pulang, aku terima bahwa aku kalah.

Related Posts:

0 komentar:

Posting Komentar